Friday, February 13, 2009

Geografi



Geografi. Geography (Inggris), geographie (Prancis), die geographie/die erdkunde (Jerman), geografie/aardrijkskunde (Belanda), geographike (Yunani).

Ilmu ini kupelajari secara mendalam di bangku kuliah (walau bukan yang sains c, melainkan pendidikan geografi). Isu yang tetap berkembang mengenai ilmu ini c (di Indonesia) adalah geografi tuh bukan mata pelajaran yang menjadi favoritnya anak-anak sekolah (bandingkan dengan matematika, fisika, kimia, biologi!). Dianggap sulit gak, dianggap mudah juga gak. Tapi syukurlah, geografi sekarang jadi mata pelajaran yang di UAN-kan. Jadi sudah mulai dipandang sebelah mata (dari awalnya gak dipandang sama sekali, hehe…).

Salah satu kesalahan konsep yang umum terjadi adalah memandang geografi sebagai studi yang sederhana tentang nama-nama suatu tempat. Implikasi dari pemahaman seperti itu menyebakan terjadinya reduksi terhadap hakekat geografi. Geografi menjadi pengetahuan untuk menghafalkan tempat-tempat dimuka bumi, sehingga bidang ini menjadi kurang bermakna untuk kehidupan. Geografi sering juga diidentikan dengan kartografi atau membuat peta.

Dalam prakteknya memang para geograf umumnya sangat trampil dalam membaca dan memahami peta, tetapi tidak tepat jika kegiatan membuat peta sebagai profesinya. Aku sendiri mendapatkan mata kuliah yang berkaitan dengan peta (secara langsung) hanya di Kartografi dan SIG. Sisanya, geografi tuh gak cuma berkutat di peta (tapi kayaknya tetap gak wajar kalau anak semester 8 gak tau apa kepanjangan peta RBI – Rupa Bumi Indonesia. Well, kawanku ada yang seperti itu).

Pengertian Geografi
Istilah geografi pertama kali diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes, geografi berasal dari kata GEOGRAPHICA (geo = bumi, graphika = lukisan atau tulisan) yang berarti penulisan atau PENGGAMBARAN MENGENAI BUMI. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.

Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa Geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’.

Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis, faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re de vie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.

Nah, berikut ini adalah beberapa definisi geografi yang cukup dikenal luas…

Preston e James berpendapat bahwa, “Geografi dapat diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan” karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing.

“Geografi adalah interaksi antar ruang”. Definisi ini dikemukakan oleh Ullman (1954), dalam bukunya yang berjudul Geography a Spatial Interaction.

Objek study geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya di muka bumi. Definisi ini dikemukakan oleh Maurice Le Lannou (1959). Ia mengemukakan dalam bukunya yang berjudul La Geographie Humaine.

Paul Claval (1976) berpendapat bahwa ‘Geografi selalu ingin menjelaskan gejala gejala dari segi hubungan keruangan’.

Bintarto (1977), bapak geografinya Indonesia mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan (hasil semlok seminar dan lokakarya di Semarang tahun 1988).

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ternyata pengertian geografi selalu mengalami perkembangan. Tapi, definisi-definisi tersebut memiliki kesamaan titik pandang, yaitu geografi mengkaji:
1. bumi sebagai tempat tinggal;
2. hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi);
3. dimensi ruang dan dimensi historis; dan
4. Pendekatannya berupa spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional (kewilayahan).

Sumber:
Artikel tentang ini sudah lama… banget aku punya. Tapi sayang, aku gak catat daftar rujukannya ^.^v

No comments:

Post a Comment