Saturday, May 24, 2008

Euy, tarif angkot naik!!

Puff!! Hampir 4 tahun di Malang 2x aku merasakan kenaikan tarif angkot. Dari harga Rp 1000 → Rp 2000, dan kini naik jadi Rp 2500 sekali jalan!! Padahal harga BBM belum resmi dinaikkan.

Duh BBM!! Nyontek kata ayank, BBM tuh ibarat buah simalakama. Naik salah, gak naik juga salah. Kalau naik, harga” kebutuhan (primer, sekunder, tersier) pasti juga akan naik. Gak naik?! Aneh juga. Soalnya BBM tuh kan kekayaan alam yang gak bisa diperbaharui (begitu kata buku” pelajaran)… Akibat pemakaian BBM yang begitu banyak dan eksploitasinya yang besar, tentunya cadangan minyak di muka bumi ini pun lama” semakin sedikit. So, kalau BBM jadi mahal dan langka, wajar kan?! Anehnya, Indonesia kan negara penghasil minyak (anggota OPEC kan?!) walau bukan yang terbesar. Tapi kenapa dengan melonjaknya harga minyak dunia bukannya mendatangkan keuntungan tapi mahal kerugian buat negara kita yang tercinta ini?! Can u tell me?!

Kasihan juga c liat situasi Indonesia sekarang. Kalau nonton berita sekarang, suasananya tuh kayak negara sedang dalam keadaan genting. Rusuh, crowded gara” dimana” demo menuntut pembatalan kenaikan harga BBM (sembako juga!), penggagalan penyelewengan penjualan BBM bersubsidi, penggagalan usaha penimbunan BBM, dimana” BBM langka dan terjadi antrian panjang di POM bensin, nelayan gak bisa melaut gara” solar langka yang kalau ada pun pembeliannya dibatasi, serta berita lainnya terkait dengan BBM.

Di Banjarmasin, yang namanya antri panjang dan berjam” di POM bensin alias SPBU sekarang sudah bukan hal aneh ketika pasokan minyak terbatas. Abahku aja sampai lebih milih beli petramax atau beli di eceran daripada antri. Tadi malam, sekitar jam 10an WITA, kakakku yang di Denpasar nelpon. Selain say hi, dia nelpon to ngusir ngantuk dan BT gara” udah ngantri di SPBU selama 1 jam. Beberapa SPBU di Malang juga kadang terlihat tutup karena kehabisan BBM (entah cuma premium/yang lainnya juga).

Ibu” pengguna kompor minyak tanah juga pusing bukan kepalang. Mau beralih ke kompor gas takut/gak terbiasa, harganya pun masih relatif mahal (di daerah yang belum diberlakukan konversi minyak tanah ke elpiji maksudnya…). Untungnya mamaku gak termasuk ibu” yang pusing karena itu. Soalnya, selain sekarang jarang masak (b-2 aja, abah juga jarang di rumah), kakak sepupuku di Barabai punya pangkalan minyak tanah. Pamanku juga ada yang kerja di pangkalan minyak tanah di Pasar Murakata. So, kalau pasokan minyak datang, tinggal taruh 2 atau 3 derigen 10 liter to diisiin. Aman deh to beberapa minggu ^.^v

Ketika pasokan minyak dikurangi, sayangnya belum diimbangi sama energi alternatif (tentunya yang murah dan tersedia dalam jumlah besar). Walau aku gak ngerti amat tentang politik dan ekonomi, menurutku lebih bijak jika pemerintah concern ke hal itu dulu sebelum menaikkan harga BBM. Apalagi perekonomian rakyat juga gak bagus (dari informasi yang kudapat di TV, koran, or radio loh). Pengangguran terbuka makin banyak, angka kemiskinan makin tinggi (berdampak pada angka putus sekolah karena biaya pendidikan jadi ikutan + mahal karena kabarnya penerbit akan menaikkan harga buku” dan gizi buruk yang makin tinggi), …

Menurutku, dengan BLT, seperti komentar banyak orang juga, bukanlah solusi cerdas. Cuma akan mengajarkan masyarakat untuk menadahkan tangan alias meminta. Harusnya pemerintah (dan para entrepreneur/calon enterpreneur) membuat/membuka lapangan kerja yang bisa menyedot banyak tenaga kerja, meningkatkan upah buruh tani, dan hal” yang berkaitan dengan perbaikan ekonomi rakyat (banyak/kecil) dulu. Ketika masyarakat sudah familiar dengan bahan bakar alternatif, perekonomian rakyat sudah jauh lebih baik (makmur gitu d!), mau harga BBM dinaikkan sampai 300% pun Insya Allah gak akan ribut/berdampak besar kayak sekarang.

Jadi ingat ajaran mamaku waktu kecil. Kalau ada pengemis lebih baik kamu kasih dia pekerjaan dulu (nyemir sepatu, nyapu halaman, …) baru dikasih uang. Kalau mau bersedekah, cari aja keluarga, tetangga, atau orang memerlukan yang kamu kenal (contoh dari mamaku, ke tukang becak langganannya), jangan ke pengemis . Itu cuma akan membiasakan mereka untuk meminta. Guru PPKnku SMA malah berargumen begini: seharusnya pasal (aku lupa no berapa, tolong diingatkan!) yang bunyinya +- gini “Anak yatim dan fakir miskin dipelihara oleh negara” itu diamandemen saja. Kata ‘dipelihara’ itu menurut beliau seakan” mereka harus disuapi oleh negara. Pemerintah juga kan yang akhirnya repot ketika rakyat meminta agar kupon BLT segera dibagikan, bukannya menuntut agar diberi pekerjaan yang layak sehingga bisa menghidupi keluarga.

Aku beberapa kali mendengar Pak SBY mengomentari demonstrasi menolak kenaikan BBM. Tangkapanku, komentar beliau tersebut menyatakan bahwa di negara demokrasi wajar jika terjadi aksi demo o/ rakyat jika ada kebijakan pemerintah yang dianggap gak sejalan. Walau aku bukan demonstran (dan ogah jadi demonstran → beda kalau aksi damai), tapi suara mereka gak ada salahnya u/ didengar dan dijadikan bahan pertimbangan pemerintah kan?!

Well, aku jadi penasaran dengan nasib mahasiswa yang lagi demo mogok makan di perempatan ITN. Berapa lama mereka akan bertahan disana? Apakah aspirasi mereka diperhatikan o/ masyarakat dan (khususnya) pemerintah?! Atau jangan” mereka hanyalah sebagian kecil yang menyuarakan aspirasi (aksi) tanpa adanya reaksi (ditanggapi)?!

Kalau angkot naik, BBM naik, harusnya gaji PNS juga naik supaya uang jajanku ikut naik. Alah, panjang lebar, ternyata uuj aku nulis ini ^.^v

Wednesday, May 21, 2008

Aku Cerewet, Suka Travelling, Hiking, & Gak Doyan Masak tu mMg Bawaan Orok

Waktu kecil abah sering menceritakan dongeng/cerita rakyat padaku dan Ifit sebelum tidur, juga kalau kumpul dengan sepupu”ku. Kisah Si Bawang Merah dan Si Bawang Putih atau Si Kasumba Habang dan Si Kasumba Hijau yang ceritanya +-, Nisan Berdarah (ini cerita favoritku. Romeo dan Juliet versi Martapura), sampai yang bikin sepupu”ku gak berani pulang/pergi ke kamar mandi sendirian malam” bisa abahku ceritakan. Kadang abah bercerita sambil menyetir saat kami sedang bepergian ke luar kota di malam hari. Paling kuingat pas pergi ke Sebamban III -> Batulicin. Gara” ban mobil pecah, malam banget baru sampai. Melintasi jalanan yang rusak dan berdebu dengan hutan semak” di kanan kiri, abah bercerita tentang bulan dan bintang yang saat itu sedang menerangi perjalanan kami. Abah memang pencerita yang baik. Aku harap aku bisa seperti dia saat punya anak nanti. Well, aku harus cari refrensi kisah” niy tuk ntar :)

Yang menarik, waktu kecil aku dan ifit sering bertanya ke abah yang memang mengenal Kalsel dengan cukup baik,

“Bah, kalau kita lewat sana ntar sampai ke mana?”

“Di sana ada apa aja?”

“Itu apa, bah?”

Dan banyak pertanyaan lain khas anak kecil yang kami utarakan tapi selalu bisa dijawab abah dengan memuaskan (bagi anak kecil tentunya) walau entah beliau memang tahu, menebak, atau sekadar mengarang. Mungkin itulah awal dari sifat cerewet, rasa penasaran, dan keingintahuanku yang cukup besar.


Aku kangen travelling bersama ortu. Well, wajar kan aku suka travelling coz ortuku juga suka dan dulu kami sering travelling bersama. Ke Kapuas (waktu kecil banget, naik jukung pula coz dulu prasarana jalan gak sebagus sekarang. Sepanjang jalan aku berdoa semoga jukung gak terbalik. Untungnya ortu jago renang sehingga aku gak terlalu kuatir akan menjadi korban Sungai Barito. Kalau ada apa”, ortu bisa menyelamatkan!!), Balikpapan (pertama kali ikut bapa tua naik truk puso), Kotabaru (rame” ma keluarga yang lain), Sebamban III (sudah ban s4 pecah, nyasar, masuk-keluar hutan, masuk desa yang s4 kami samain dengan kampungnya vampir” alias Transilvania coz pas kami datang desanya sepi banget yang ternyata seluruh warganya rame” nonton Barito Putra main di Batulicin) -> Batulicin (liat mapanretasi), Kuala Kapuas (cuma to nongkrong di dermaga melihat aktivitas sungainya di sore hari), Blitar, …, dan nyari keluarga mama/abah yang sudah lama gak ketemu dengan berbekal nama orang yang dicari.

Pencarian ini bagiku seru. Kadang kami datang ke tempat yang ortuku belum pernah datangi. Kebanyakan c kami mendatangi tempat yang sudah lama… banget gak didatangi oleh ortu. Walau akhirnya gak ketemu pun, tapi lumayan keluar masuk kampung yang bagiku dan Ifit adalah negeri antah barantah. Tapi sejauh ini ortuku jarang gagal dalam pencarian mereka. Cari rumah paacilan abah di Kurau (yang kalau ke sana sehabis panen minimal bawa pulang beras satu kresek besar), keluarga mama di Palingkau (waktu kecil mamaku pernah tinggal di sana. Gak ketemu orang yang dicari c, tapi masih ada keluarga yang berhasil kami datangi. Well, akhirnya sambil ngobrol di teras rumah, kami menyaksikan anak” kampung main ski air dari bahan seadanya yang ditarik pakai kelotok. Seru dan kreatif!!), keluarga kai di Tamban (pertama kali ke sana gagal dan digantikan acara melihat rumah sakit jiwa + para pasiennya yang berada di sekitar daerah pencarian kami saat itu. Setelahnya tentulah berhasil. Ortu rutin ke sana malah coz punya tanggungan, ambil jatah beras beberapa karung setiap panen ^.^v Sebenarnya c jatah kai, tapi karena jauh, kai juga punya sawah sendiri, to mama dech!! Sesekali kai minta dikirimin c coz beras Tamban kan rasanya enak… So, walau beras mahal, gak ngaruh bagi ortuku yang selalu punya stok di rumah, hHe…).

Pencarian paling mengharukan saat lebaran hampir empat tahun lalu. Mama ngajak kami ke Libaru, nyari keluarga dari kai. Tempatnya jauh, aku sampai capek bawa motor coz jalannya selain kecil juga menanjak. Pas ketemuan dan ortu ngobrol banyak, mereka terharu. Mereka pun senang karena nini dan mama bisa hidup lebih daripada mereka walaupun ditelantarkan kai, abah kandung mamaku (coz kai yang ada niy abah tiri. But, i love him so much). Well, nini dan mama memang beruntung. Walau keluarga kami gak kaya tapi bisa hidup berkecukupan dan bahagia. Aku dan Ifit bahkan jauh lebih beruntung daripada saudara kami di sana. Kami mendapat pendidikan yang bagus (bahkan kul di Jawa), berkesempatan untuk rekreasi/travelling, bisa makan enak, punya baju bagus, .... Sedangkan mereka, lulus SMP bahkan bisa baca tulis pun sudah syukur. Jangankan ke Jawa, nginjak Banjarmasin saja belum tentu pernah. Saat itu aku merasakan benar bahwa kami adalah tumpuan dan kebanggaan ortu, bahkan keluarga. Beban yang sangat berat dan memalukan jika tidak bisa memenuhi harapan itu.

Tapi mungkin awal dari rasa sukaku pada travelling a/ saat menjadi ’kernet’nya abah. Aku dan adingku kan usianya cuma terpaut 1,5 th. Repot banget kalau saat abahku pergi ke luar kota mamaku harus merawat kami sendirian. So, saat aku sudah gedean dikit (saat itu umurku berapa ya?! 2 tahunan mungkin), aku sering dibawa abah ke luar kota. Kalau ke daerah Hulu Sungai berarti aku dititip di rumah keluarga di Barabai. Kalau ke daerah Kotabaru, aku dititipin di rumah keluarga di Batulicin. Seminggu, 2 minggu, sebulan. Pokoknya abah pulang ke Banjarmasin baru aku dijemput. So, kalau abah singgah di warung/rumah makan gak jarang ada saja yang kasihan lihat aku. Dipikirnya aku ditinggal pergi ma mama gitu... ^.^v Aku masuk TK baru abah gak ngajak aku lagi.

Well, kapan yach bisa travelling ma ortu lagi?! Masih banyak tempat yang belum kami datangi. Danau Panggang (nonton kerbau rawa), Tanuhi (Loksado), Jawa, Sumatra, Papua, Mekkah, Madinah (umroh n naik haji bareng maksudnya), … :)


Mengapa aku bisa dibilang cewek hiker yang lumayan (kalau gak bisa disebut tangguh)?! Itu juga berasal dari kebiasaan keluargaku. Saat keluargaku belum punya kendaraan, kami sering jalan kaki kemana”. Waktu rumahku di pal 6, keluargaku sering berkunjung ke rumah uwa di pal 4. Pergi naik angkot, tapi pulangnya jalan kaki karena sudah gak ada angkot yang lewat jam 10 malam. Karena masih kecil, setelah cukup jauh berjalan aku akan dihambin abah, Ifit digendong mama karena kecapekan. Kadang sebelum sampai rumah kami sudah tertidur. Begitu juga waktu rumahku sudah di Veteran. Kalau ingin ke Mitra, ya jalan kaki. Supaya gak terlalu jauh, kami motong jalan. Veteran -> pal 1 -> jembatan Dewi -> Pasar Sudimampir -> Mitra. Pulangnya baru naik becak. Bahkan pernah lo kami long march dari veteran ke Lapangan Kamboja pp untuk mendatangi pameran pembangunan (sekarang di gedung Sultan Suriansyah). Capek c, tapi rasanya menyenangkan karena sambil bersenda gurau dengan ortu.


Nah, yang terakhir ini yang paling kontroversial. Gak doyan masak!! Ini gak berarti aku gak niat untuk belajar masak -> pintar masak loh ya... Secara, diriku juga megang kok kata” suami tuh bakal betah di rumah kalau istri pintar masak. Sedikit” aku sudah mulai belajar masak, yach walau menurutku c STD, gak kayak masakannya mama atau koki” di rumah makan atau restoran. Menunya juga masih simpel. Sop, mie goreng, nasi goreng, oseng”, ... Tapi aku bertekad u/ bisa bikin masakan kayak di resep” yang ada di majalah/buku” (kerjaanku ma miz Cici di skul kala senggang/boring a/ nyatat resep” masakan! Secara, base camp PPL kami perpust sekolah kok ^.^v).

Kenapa aku bilang ini bawaan orok dan kontroversial?!

Soalnya hal ini bermula saat mamaku ngidam kala mengandung aku. Kata mama, saat itu dia gak suka masak. Kalau masak, cium masakannya gitu, pasti pingin muntah. So, setiap kali masak to abah ya tutup hidung. Beda banget pas mengandung adingku. Mamaku saat itu doyan masak. Makanya gedenya adingku doyan masak. So, gak salah kan kalau aku bilang gak doyan masak karena memang bawaan orok?!

Love Fool

Cinta adalah alasan yang paling masuk akal ketika kita menjadi tidak masuk akal…

Cinta menjadi alasan rasional u/ tindakan irasional…

Aku sangat mengiyakan saat ada sahabatku yang berkata demikian. Begitu pula saat aku membaca 10 stores hal-hal konyol yang gue lakuin demi cinta yang ada di buku Love Fool. Aku tertawa. Gak maksud menertawakan kisah” yang ada di buku itu walau beberapa di antaranya memang lucu, tapi karena aku sendiri pun melakukan hal konyol karena cinta. Aku mengiyakan bahwa seseorang bisa melakukan hal” konyol demi cinta.

Kisah ini dimulai 6 tahun lalu. Karena sebelumnya belum pernah berpacaran, aku sempat gak sadar kalau dia melakukan PDKT sama aku. Apalagi sebelumnya kami memang sudah berteman. Sejak kelas 3 SMP tepatnya, dikenalkan oleh kawan sekelasku saat aku dan Mei” janjian jogging dengan Olly ke Pasar Ahad. Kami pun sempat beberapa kali bertemu setelahnya di kegiatan PMR dan ketika aku menemani Mei” bolos les di Primagama Banjar Indah. Lalu, saat SMA, kami bertemu lagi, menjadi kawan sekelas selama dua tahun dan sama” ikut ekskul teater.

Kisah kami gak mulus. Beberapa bulan kemudian kami putus gara” orang ketiga. Tapi kami tetap berteman. Bahkan, saat kisahnya sama si orang ketiga itu ternyata juga gak mulus, kami sempat dekat lagi. Dia bahkan merencanakan sebuah kejutan yang gakkan kulupakan diperayaan sweet 17 ku. Kami hampir saja balikan. Karena ada suatu masalah, tiba” gak lama kemudian aku dengar dia jadian sama Ce lain.

Waktu itu, hampir setiap hari aku menangis. Sahabat”ku sampai bingung bagaimana harus menenangkanku. Tapi anehnya, kami tetap berteman, akrab, walau kami gak pernah mengungkit-ungkit masalah kami. Dia gak pernah mengungkit Ce barunya, bahkan aku yang sering merayu dia u/ mencarikan pacar. Aku pernah meminta dia u/ mencomblangkanku dengan adik kelas kami, anggota di ekskul PMR yang diketuainya. Well, aku dan adik kelasku itu gak jadian c, soalnya aku bertepuk sebelah tangan. Lagian aku cuma ngecengin. Dapat syukur, gak dapat juga gak apa. Apalagi setelah dia putus sama Ce.nya itu kami kembali dekat. Lagian, di sekolah, banyak yang tahu hubungan kami (secara, kami kan cukup terkenal di sekolah ^.^v).

Yap, kami kembali dekat lagi. Bahkan aku sama mantannya sempat bermasalah. Mungkin gara” kami akrab dikira aku salah satu pemicu keretakan hubungan mereka. Padahal bukan. Aku bisa jamin itu. Tapi, lagi” aku harus kehilangan dia. Dia jadian sama adik kelas, murid baru pindahan Jakarta. Aku pun berusaha u/ menjauhkan diriku dari kehidupannya. Untungnya saat itu kelas 3. So, aku gak perlu bertemu dia setiap hari karena kami sudah gak sekelas lagi. Aku di IPA, dia di IPS. Agar aku benar” bisa menjauh dari kehidupan mereka, aku juga membulatkan tekadku yang sedari kecil ingin kul di Jawa. Dengan kul di Jawa, aku gak perlu bertemu dengan mereka. Aku pun bisa dapat suasana baru dan kawan baru, walau harus terpisah dengan keluarga dan sahabat.

Fool Again - Westlife jadi soundtrack hidupku saat itu. Aku sangat berusaha u/ membunuh perasaanku. Aku bahkan berusaha u/ bisa benci dan muak padanya. Apalagi Ce barunya ini benar” membuatku jealous. Hubungan mereka awet dan serius. Aku bahkan berpikir inilah akhir pencarian dia. Aku harus menata ulang hatiku. Mulai mencari seseorang yang bisa buat aku bahagia. Membuang jauh” impian masa kecilku, cukup sekali mencintai orang lain. Pacar pertamaku adalah cinta pertamaku dan dialah solmetku. D one, d last, n d only. Mungkin inilah kekonyolanku yang paling mendasar!!

Well, aku gak pernah bisa benar” membencinya. So, walau sempat lama gak kontak, akhirnya kami kembali bersahabat. Tapi ketika suatu ketika aku membuka FS kawan” dan menemukan informasi bahwa mereka putus, aku bahagia. Entah bahagia karena harapan itu ada lagi atau karena akhirnya dia merasakan hal yang pernah kurasakan. PATAH HATI.

Aku memberanikan diri u/ bertanya padanya, memastikan kabar itu. BTnya dia bilang +- gini,

“Kemarin aku pingin curhat, tapi km sibuk, gak jadi d. Sekarang kisahnya sudah basi, malas nyeritain.”

Benarkah dia niat u/ curhat sama aku tentang cewek yang bikin aku jealous setengah mati?! Entahlah…

Aku juga akhirnya kontak dengan mantannya, adik kelas yang murid baru itu. Curhat” gitu d… (well, awalnya pas dia tahu kalau aku mantan Co.nya, dia telpon aku dan bilang sori kalau dia udah rusak hubungan kami. Sejak saat itu kami berteman, walau mungkin gak banyak yang tahu dan menganggap kami a/ rival). Dari curhat yang kadang berlanjut sampai sekarang itu aku dapat memastikan bahwa mereka gak akan pernah balikan coz adik kelasku itu sudah punya penggantinya. Seseorang yang benar” buat dia bahagia. Bahkan, walau kadang dia menyarankanku u/ melupakan mantan kami itu, dia juga yang sering meyakinkan aku bahwa mantan kami itu pasti akan memintaku u/ balikan. Konspirasi yang cantik kan?! :)

Lagi” kami kembali dekat. Kami pun putus sambung, TTM-an. Kalau dia punya Ce, aku dicuekin. Kalau dia jomblo, maka kami akan SMS-an sampai menjelang subuh. Kalau aku pulang ke Banjar dia main ke rumah dan kami jalan bareng. Bahkan kadang, dia yang menemaniku beli tiket dan mengantarkanku ke bandara u/ kembali ke Malang. Begitu pula sebaliknya, saat dia berkunjung ke Malang. Kali ini mungkin Something Stupid – Robbie William & Nicole Kidman a/ soundtrack yang cocok u/ hidupku.

Kenapa c kami gak balikan saja?

Aku pastilah berharap demikian. Aku bahkan selalu bilang padanya bahwa aku mencintainya. Aku berharap kami bisa balikan. Tapi hal itu gak pernah dia lakukan. Ketika kami sama” menjalani kehidupan nyata (aku dimana dia dimana maksudnya…), dia akan kembali menjadi petualang cinta dan aku kembali bertanya” apakah akan ada Co. lain yang bisa membuatku jatuh cinta. Inilah kekonyolanku yang kedua. Apakah suatu saat aku akan jera?! Entahlah.

Sebenarnya dia menganggap hubungan kami just 4 fun, hanya sekadar sebuah persahabatan (aku salah menganggap perhatiannya), atau memang dia sayang sama aku cuma gak diungkapin dengan kata”?! Aku gak pernah mendapatkan jawaban pasti tentang hal itu. Apalagi aku juga gak mau meminta ketegasan dia tentang hubungan kami karena aku takut menyadari kalau aku sebenarnya gak akan pernah bisa mendapatkan cintanya lagi. Itu kekonyolanku yang ketiga.

Cinta dan keinginan u/ memiliki itu memang beda tipis. Gak gampang merealisasikan pernyataan:

Cinta itu gak harus memiliki

Asal kamu bahagia bersamanya aku akan ikut bahagia

Karena gak bisa memiliki orang yang dicintai itu rasanya sangat menyakitkan.

Beberapa kali aku berusaha u/ make relationship with another person, tapi ada… saja halangannya. Ujung”nya, lagi” aku dekat dengan satu”nya Co yang pernah menjadi pacarku ini. Lagi” aku berharap bisa balikan sama dia.

Kenapa c aku begitu mencintainya?

Dia memang sering bikin aku nangis. Tapi dia juga Co yang bikin aku bahagia. Dia selalu ada saat aku perlu seseorang. Dia yang menghibur aku kalau sedang ada masalah, t4 aku curhat, t4 aku mengeluarkan uneg”, dia juga yang sering membangkitkan semangatku kala down. Sedikit banyak, dia juga yang membuatku bisa terlihat tegar, tangguh, dan mandiri (yang aslinya a/ kebalikannya). Dia mengerti aku walau sejauh ini gak gampang bagiku u/ mengerti dia. Dia jelek dan menyebalkan, tapi susah bagiku u/ ilfil padanya. Ada saja hal yang bikin aku + sayang padanya sehingga aku berharap kami a/ solmet. Jika kali ini kehilangan dia lagi, aku gak tahu apakah bisa jauh lebih tegar dan bisa benar” melupakannya, ataukah lebih terpuruk daripada sebelumnya.

Sebentar lagi 10 Juni. Itu tanggal jadian kami 6 tahun lalu. Apakah hal itu akan terulang lagi? Aku tentu saja berharap kami akan bersatu lagi. Hidup bahagia, ever after, layaknya sebuah dongeng. Tentu dengan restu dan doa dari semua orang. So please, restui dan doakan kami.

Apakah aku konyol meminta ini?!

Friend Test

Sebenarnya c sudah lama smsn tentang ini ma kawan”…

Awal mulanya c ngrumpi ma Yo di sms. Biasalah, rumpian para jablai (hHa…!!)

Hasilnya pun ada yang cuma menanggapi dengan “Met hari minggu juga,” kayak sms balasan dari Xx dan Santi, “Gak bisa diungkapkan dengan kata2,” kayak sms balasan dari Ronald, anak hukum yang terhukum, kawan” satu genkku di SMP (peace Ron, ^.^v), atau dicuekin sama sekali :”(

Tapi ada juga loh yang balas kayak ini:

Oich, pertanyaannya dulu ^.^v

  1. Kapan pertama kali kenal aku?

  2. Kesan pertama…

  3. Tapi ternyata setelah kenal, aku…

  4. Sifat khas aku…

  5. Hal yang bikin kamu ingat ma aku…

Jawab:

Yo Chan:

1. Kayaknya teater pas km dekat ma Edo; 2. Polos dan rajin; 3. Sama kayak di atas + asik, friendly, t4 curhat yang baek; 4. Gaya ngomong & ketawanya; 5. Kalau lewat depan rumah km & liat Edo, he2… -> (doain ja kami solmet yap…)

Yo Chan niy sohibku sejak SMA… Sebenarnya c kami TK di skul yang sama. Tapi, dia skul di sana pas TK 0 kecil doank dan aku baru masuk pas TK 0 besar :p

Etty:

1. Sekitar 9 tahun lalu; 2. Anaknya baek, supel, pinter, banyak omong, SKSD (haha); 3. Ternyata… anaknya manja, tapi tetap baek sch, ga milih2 teman, jago bkin puisi+cerpen; 4. Manja, cengeng, supel, banyak omong, adventurer, senang nyoba hal2 baru; 5. Kalo lg senang/sedih/ada masalah psti ingat km, klo lg ada dTko buku, lg buka FS (haha), liat boneka warik/pucca.

Bahkan ma si Ettong ni friend test kami berkembang jadi:

  1. Paling sebal klo aku…

  2. Sifat aku yg bkin km marah…

  3. Aku tu orangnya gimana sch?

  4. Tw ga idola Q spa

  5. Tw ga orang yg paling mempengaruhi hdup Q

Jawab:

6. Q kd pernah sbel ma km; 7. Ora. Kd pernah. Jangan sampai; 8.Baek, kd sombong, supel, manja; 9. Zacky Kapten; 10.Ur parent, org yg ad d ms lalu, skrg & akan datang.

hHe… Etty niy sohib yang solmet… bgt ma aku. Sering bgt sama” mengalami hal yang bikin hepi/sedih, wl aku dimana dia dimana :)

Fina:

1. Pas PKPT th 04; 2. Farin tuch PD bgt, bs dikatakan sok PD, he…; 3. Ya emang anaknya percaya dirinya selangit/positif jg… cz bs supel n care ma siapapun. Farin mang profesional dlm menempatkan diri dan sikon,,klo dah peduli m atemen ya gt dech, ampe bs dKasih gelar Dewi Fortuna. He.., cayo. Ttap be your self Rin; 4. Sifat khasmu ya… Cuek is the best; 5 Tiap dengar kata Banjarmasin Q psti ingat ma Farin, he… palagi klo ad org bilang “…kah?”; 7. kdg cuek kmu keliatan, plgi klo lg ad mslah/sbel ma somethink&someOne… kan kdg ta’seharusnya perasaan gt ditunjukkan ya… jga perasaan gt maksudnya…; 8. idolamu kartun Tazmania; 9. Orang yg paling berpengaruh ortu. Cz pacar mlah g’gtu. Farin kah g’gampang terpengaruh… tp klo ortu g’ngasih uang pasti klabakan. Ha… ya kah?

Ayux:

1. Ehm… 2/3x masuk kelas baru knal; 2. individualisme; 3. tp ternyata stelah kenal, enak juga; 4. sifat khas pnya brilion sense; 5. hal yg bkin ingat gaya bicaranya khas bgt “…k”

hHe…, qolqolahnya Urang Banjar tuh kan bagus mba ^.^v Nah, kalau mba yang satu ini kawan sekelasku kuliah…

Cicik:

1. waktu kul ptama x; 2. u anaknya baek; 3. u anaknya emng baek; 4. u pnya sifat seorang leader; 5. u suka skali crita ttg family u, tu yg bwt Q sllu ingat ma u

K Yongki:

1. dah lupa; 2. baek; 3. ternyata emank baek; 4. cwek yg sopan; 5. pa ya…

K Yongki niy ma anak” garabak hanau dijuluki Qur’an baikungan loh… hapal Qur’an gt walau dia ngakunya skrg hapalannya dan gak sebagus dulu, hHe…

Azay:

1. Wktu zman SMA; 2. Kesannya ga ingat lg; 3-4. Stelah kenal, baik jg. Perhatian jg; 5. Plg d’ingat sdkit tergila2 dgn teman seangkatanku, ya kan… the name F….

hHa…, jadi malu!! Yach, biasalah. Zaman” waktu masih asik ngecengin pucuk alias adik kelas ^.^v

Azay niy sebenarnya adik kelas sjak SMP. Sekelas ma adingku malah!! Tp kami memang baru dekat pas SMA c… Dulu aku sering banget buntutin dia di sekolah pai (mungkin) dia rese banget ma aku (yakah Zai?!). Tapi, pas dia Ce, ya gak lagi lah… Bagaimana pun juga aku kan kakak yang baik, hHa… ^.^v

Ifitem:

  1. wktu SD

seterusnya lupa coz smsnya dia send ke HP adingku dan ma adingku sudah dihapus. Pas aku sms lagi, dia ngambek mungkin, jadi gak mau jawab friend testku lagi :”( Ifit niy sohib dan udah kayak saudara bagi aku. Rumahnya juga udah kayak rumah sendiri. Apalagi pas lagi banyak makanan. Gak pakai jaim deh tuk nyoba makanan yang ada!! Apalagi kalau Ifit lagi bikin martabak mie, puding, or black forest. Enak loh!! Dia niy kokinya kami zaman” SMA. Beruntung banget d Prisna dapatin ro ku iniy (bayar berapa Fit to promosiku ini, hHe…)

Tapi dulu dia s4 ngambek banget c ma aku. Gara”nya pertama ketemu di SMA aku sempat lupa kalau SD kami pernah bekawanan waktu sama” bimbel di Mulawarman. hHa… Dia ma kawan” malah sempat buntutinku pulang coz mu tau rumah aku (hiks, jadi ingat almarhum Adi Darmawan. Rest in peace bro). Makanya, pas dia minta jawab balik friend test itu to dia, aku jawabnya:

1. Kenalnya pas SMA; 2. Kesan pertama kenal de javu. Kayak pernah kenal sebelumnya. hHa… ^.^v

Sori ya bro… :)

Saturday, May 10, 2008

komEDO dan Edo

komEDO dan Edo, gak bisa hilang dari hidupku

walau aku berjuang untuk mengusirnya,

komEDO dan Edo akan kembali menemani hari-hariku

komEDO dan Edo, bisakah kalian membahagiakanku?

enyahlah kau komEDO dari wajahku

janganlah lagi kau Edo pergi dari sisiku


hHe, lagi-lagi tentang komEDO (sebelumnya aku ada post blog berjudul komEDO oh komEDO). Habisnya, tadi aku BT + hepi banget. BT coz kenapa c di mukaku tuh ada… aja komEDO badadai. Hepi coz akhirnya setelah sekian lama menggunakan pore pack untuk membasmi komEDO, kali ini dia bekerja dengan baik. Biasanya gak banyak komEDO yang bisa dia angkat dari wajahku (saking nakalnya mungkin). Tapi tadi, wuih, banyak pokoknya (walau komEDO yang tertinggal masih banyak)!! Mungkin karena selain kemarin aku touring ma kawan”, sebelumnya aku habis sakit n strez ma laporan PPL juga, jadi para komEDO sempat berkembang biak. Melihat keampuhan pore pack kali ini, aku pun jadi ketagihan untuk melakukan pembasmian komEDO lagi, lagi, dan lagi!! Gak ding, dua kali doank. Selain karena pore pack yang tersisa cuma satu, ya kasihan hidungku lah kalau ditempel pore pack terus…

Dalam waktu yang sesegera mungkin kayaknya aku harus melakukan pembasmian komEDO besar”an. Tumpas komEDO sampai ke akar”nya. komEDO, enyahlah kau dari wajahku!! (wish me luck!!).

To Edo, someone who always makes me laughs and cry, why you always make me so confused?! Be my Jelek 4ever :)

My Unforgettable Holiday II (part I)

Touring barat Jawa Timur (T.Agung-Blitar-Trenggalek-Ponorogo-Madiun-Pacitan-Magetan pp)


Warning: kalau mau baca cerita ini mending pas off line coz panjang banget!!


Touring is begin

Rabu (30/4) kemarin aku bersama kawan-kawan satu jurusan (geografi) pergi touring, mumpung libur-wekend panjang, sekalian pulkam. Aku dijanjiin dijemput Daniel jam 8an pagi coz katanya bakal berangkat jam 9an. Setelah sarapan di Sumber Sari, kami pun ke kontrakan, base campnya anak” Co. Ternyata…, planning berangkat jam 9nya ditunda, tunggu yang lain kul dulu biar banyak yang ikutan touring. So, jam 2 siang baru berangkat. Capek deh…!!

Daniel akhirnya memutuskan to berangkat duluan sama aku. Ntar, ketemuan sama kawan” di Tulungagung. Kalau gak di tempat Masnya, di rumah Cicik. So, berangkatlah kami berdua… Kata Daniel c, mumpung gak bareng Adip, kami bisa ‘belarut’ (perjalanan santai) agar bisa menikmati perjalanan coz mereka pastinya bakal ngebut!!

Kami menempuh perjalanan melewati jalur selatan. Lewat Kepanjen, trus beristirahat sebentar di Bendungan Johor, di sekitaran Karang Kates. Jadi ingat waktu KKL Meteorologi dan Klimatologi beberapa semester yang lalu. Kami berkunjung ke kantor BMG Karang Kates yang letaknya gak jauh dari sana. Trus ke Waduk Karang Kates (Ir. Sutami ya namanya?!), melihat pemandangan alamnya yang cool banget, gak lupa ke tempat pencatatan gempa yang ada di sana. Kami juga sempat disodori catatan seismograf waktu gempa di Aceh Desember 2004 lalu.

Sampai di T.Agung, mampir di rumah Masnya Daniel. Istirahat sebentar, nebeng sholat Zuhur, Daniel lalu mengajakku main ke Blitar. Dekat kok, cuman nyebrang sungai. Begitu katanya. Jadi aku diajakin ke Blitar lewat jalan kampung. Benar loh, ternyata perbatasan T.Agung-Blitar di sekitar sana tuh Sungai Brantas. Nyebrang, sampai deh di kabupaten sebelah :) Akhirnya, setelah sekian lama berada di Jawa, aku menyeberangi Sungai Brantas juga! Gak lewat jembatan loh, tapi pakai perahu! Bentuknya c kayak tranportasi penyeberangan kalau mau ke Marabahan atau Kuala Kapuas gitu, tapi lebih kecil. Trus cuma ditarik pakai tali (kemarin tuh arusnya besar banget!) dan pastinya cuma sebentar (5’) coz sungainya gak selebar Sungai Martapura, apalagi Sungai Barito. Jadi ingat kampung halaman… (yach, walau aku sendiri belum pernah nyebrang pakai fery ke Marabahan atau Kuala Kapuas. Kata Edo c sekarang gak naik fery udah bisa sampai ke Marabahan, lewat jembatan Rumpyang. Tapi, kalau mengarungi sungai pakai getek, jukung, apalagi klotok c udah sering…).

Sampai di Blitar, aku diajak makan bakso di Gangstar. Di perjalanan, aku lihat warung dawet serabi, jadi pingin. Habis, aku belum pernah coba! Katanya c khas sana (Rejo Tangen dan sekitarnya). Sayangnya, gak ada warung dawet serabi yang buka. Tapi aku bingung, kok cuma nemu dua warung dawet serabi ya disana?!

Kami melanjutkan perjalanan. Di T.Agung, kami mampir ke rumah kawan sekelas, Rika (huha, begitu julukan kawan”ku padanya). Dia sampai gak ngira gitu aku bisa ain ke rumahnya. Begitu juga Cicik (walau sebelumnya udah bilang, pas touring nanti mau mampir ke rumahnya). Aku sendiri hepi banget. Masak, selama kuliah di Jawa, apalagi aku sudah pergi ke Yogya, Semarang, keliling Madura, KKN di Banyuwangi, sampai nyebrang ke Bali to backpack tapi belum pernah main ke rumah kawan”ku sendiri… So, inilah kesempatan yang bagus untuk main ke rumah mereka :)


Got an accident

Awalnya c perjalananku menyenangkan… banget. Sampai akhirnya, kira” ba’da Isya, I got an accident! (semoga adingku gak baca blog ini. Kalian juga jangan kasih kasih tau ading atau ortuku ya, coz aku bilangnya ditabrak di Pacitan. Kalau gak gitu, ntar aku gak diizinin traelling lagi ^.^v. I gave u, please…).

Waktu itu personil sudah lengkap. Adip (leader), aku, Arifah, Daniel, Yovi, Dikin, Andi, Galih, Rika Syahri, plus Tama n her friend (yang cuma bareng pulkam ke Trenggalek). Barusan masuk Trenggalek, ada motor yang mau belok, nyalain rehting (lighting) tiba”. Aku sendiri sudah gak enak rasa waktu anak” bawa motor dengan kecepatan tinggi. 70-100 km/jam. Apalagi aku memang gak berani kalau dibonceng dengan kecepatan segitu. Aku sendiri kalau bawa motor, berani jalan 70-80 km/jam tuh sudah ngebut banget. Mana aku belum izin ortu mu ikutan touring (sori… ketulahan gitu d aku jadinya. Biasanya izin dulu baru berangkat, ni berangkat dulu baru mau izin setelah sampai di tempat tujuan T.T). So, pas kecelakaan, aku cuma berani sms ke seseorang:

“Do, aku kecelakaan,” itupun lama baru dibalas coz ternyata dia lagi di DM with his Mom. Acara minta diperhatiin, dimanja” di pending dulu d… :”(

Waktu aku jatuh dari motor, duh, rasanya aku berada antara hidup dan mati. Aku berdo’a semoga Allah masih memberikan aku kesempatan hidup untuk yang kesekian kalinya.

Kesekian kalinya?! hHe, sebelumnya, kelas 1 SD aku pernah tenggelam di sumur. Gara”nya saat itu di sekitar rumah sepupuku, di Gg. Permata, Km. 4, dekatnya Bina Brata, lagi banjir. Sumur di sana kan gak kayak di Jawa yang di sekelilingnya dikasih semen/penghalang. Ketinggian permukaan airnya juga = permukaan tanah. Ditambah banjir, gak kelihatan apa” d!! So, pas lagi manangguk iwak, kecebur d!! Tapi entah kenapa aku kayak nginjak sesuatu gitu, so aku terlihat mengambang n dikira bisa berenang. Padahal gak!

Trus, waktu kelas 3 SMP, kemah bakti PMR di bawah jembatan Barito. Pas mandi, aku tenggelam di salah satu anak sungai Barito dekat kemah kami. Untung Eby dan Acong cepat nolongin aku. Makanya setelah itu, kalau kami renang, di gelanggang ataupun di Loksado (renang di bendungan Desa Loklahung), Eby pasti jagain aku.

Yang paling seru waktu kelas 1 SMA. Saat itu aku ikut rombongan MPK-OSIS kunjungan balasan ke SMA 1 Barabai. Pulangnya, mampir ke Pagat Batu Benawa. Pas nyebrang pakai lanting, lantingnya oleng. Anak” Co c sebenarnya niatnya baik, sambil berenang mereka menggiring lanting kami biar cepat sampai ke seberang. Eh, ternyata gara” itu lantingnya oleng, over loaded! Aku dua kali tenggelam saat menyelamatkan diri. Untung tenggelamnya dekat lanting, jadi bisa pegangan. Anak” Co sampai harus menyelamatkan dua Ce sekaligus. Jadi pahlawan deh mereka hari itu. Untung semuanya bisa diselamatkan sebelum sampai jeram berarus deras. Kalau gak, besoknya bakalan ada headline news “20 ANAK SMAN 7 BANJARMASIN TERBAWA ARUS SAAT MENYEBERANG PAKAI LANTING DI PAGAT BATU BENAWA”. Gak kebayang d bagaimana gemparnya Kalsel kalau hal itu terjadi, hHe… (beneran loh Do, waktu aku cerita tentang kejadian ini, kamu bilang, andaikan ada di sana kamu pasti bakal jadi penolong to aku, juga to Anggi. Mupeng gitu d!!).

Back to my accident…

Kawan” pun pada shock. Pada gak mikir kayapa motornya Daniel (bahkan gak mikir kayapa nasib Daniel ^.^v) coz kalau ada apa” sama aku, matilah mereka. Ngurusnya repot!! (hHe, jadi ingat kata” Yovi pasca adik kelas kami (aku lupa namanya) yang asal Aceh meninggal di Malang gara” DB. Yovi bilang, “… meninggal, di sini masih ada kedua kakaknya yang ngurus dan bawa pulang. Kalau ada apa” sama Farin, masih ada adiknya, Sabirin, dan kawan” dekat satu daerahnya yang ngurus dan bawa pulang. Kalau aku, siapa yang ngurus dan bawa pulang?! Nunggu bapakku datang, keburu busuk mayatku baru bapakku sampai Malang.” Asli, kami ngakak waktu Yovi bilang gitu. Kok bisa?! Ada” saja!

Alhamdulillah, sampai detik ini rohku masih menyatu dengan ragaku. Walau gara” kecelakaan itu aku harus menanggung perih karena kaki kananku luka luar cukup besar (jadi bengkak juga c…). Kayak orang kena knalpot gitu lah. Bisa menghilangkan napsu makan bagi orang yang jijayan. Selebihnya, cuma memar dikit di lengan dan paha kiri. Mungkin lukaku gak parah karena pengamanan diriku lumayan lengkap. Pakai helm standar (yang akhirnya lecet padahal pinjaman), kaos tangan (yang akhirnya robek di sana-sini), jaket dan tas yang lumayan besar (yang akhirnya robek sedikit), celana jeans panjang (yang akhirnya robek sedikit di bagian lutut), pakai sendal gunung dan kaos kaki. Salahnya, aku tuh gak suka pakai kaos kaki panjang. Sukanya tuh yang semata kaki doank. Kalau gak, mungkin kaos kakiku aja yang mengalami kerobekan, kayak yang terjadi sama kaos tanganku :”(

Menanggapai kecelakaan itu, terutama apa yang terjadi sama aku, kawan” yang melihat kejadian waktu aku jatuh trus mengevakuasi diri berkomentar:

“Mba ikutan bela diri apa c?”

“Rin, gak sia2 kamu ikutan aikido.”

Maksudnya?! Suer aku bingung!! Soalnya pas aku jatuh aku cuma berharap Allah masih memberi aku kesempatan untuk hidup dan gak mengalami luka parah.

Kawan” c bilangnya gaya jatuhku waktu kecelakaan itu gak biasa. Kayak ada tekniknya gitu. Pada intinya aku tuh terlatih untuk menghadapi serangan mendadak, refleks gitu lah. Aku juga gak shock ketika kecelakaan. Makanya mental dan fisikku fine” aja coz pas latihan sudah biasa diserang -> dibanting. Dikomentari gitu aku ketawa” saja. Alhamdulillah kalau ternyata benar. Soalnya aku sudah 1 bulan gak latihan aikido. Pas latihan pun teknik dan refleksku biasa” saja. Aku juga payah dalam menghapal teknik dan sering gak fokus. Makanya aku gak pernah berani ikut ujian kenaikan kyu. 1 tahun lebih belajar aikido, stagnan di kyu 6. Apalagi dalam kehidupan sehari-hari aku gak pernah mempraktikkan apa yang diajarkan sensei. Jangan sampai d… Daripada bertarung, kalau masih bisa lebih baik menghindar/lari!! hHe… ^.^v


Tips buat kalian yang melakukan perjalanan jauh menggunakan motor:

  1. Pakai helm standar (pasti di semua daerah sudah wajib pakai kan sekarang?!). kalau bisa, pakai masker/slayer juga biar bisa menyaring polusi udara.

  2. Pakai kaos tangan, biar tangan gak belang, gak kepanasan, dan kedinginan.

  3. Pakai jaket biar gak kepanasan/kedinginan.

  4. Pakai celana panjang, kalau bisa berbahan tebal kayak jeans, (kalau bisa) sepatu kets, dan kaos kaki panjang. Termasuk to point 2 dan 3, dalam kasus aku, dapat mengurangi peluang luka” pada kulit.

  5. Gunakan tas punggung (yang isinya lumayan empuk jika mengalami pendaratan, kayak handuk, baju, dkk), untuk meredam shock pada punggung kalau jatuh.

Apalagi ya?! Tambahkan sendiri d!! Yang pasti…

JANGAN UGAL-UGALAN kalau bawa motor. Jaga kecepatan motor anda! Lihat” sikon kalau mau ngebut. Jangan mau areal permukiman, di tengah kota, di luar kota, … bawa motor kada baingat, kecepatan motor gak kira”!!

My Unforgettable Holiday II (part II)

Ponorogo-Madiun

Kami mampir dulu di rumah Tama di Trenggalek. Aku pun sudah berganti pasangan (sama Andi). Kawan” pun sudah bawa motor dengan kecepatan lebih rendah. Setelah melewati jalanan dari yang lurus sampai penuh tikungan karena mengitari gunung, kami sampai Ponorogo sekitar jam 9.30 malam. Ngopi”, trus aku dan Arifah di antar ke Madiun. Aku pun menginap di rumah Arifah.

Arifah telaten banget ngobatin lukaku. Aku bahkan dimasakin air hangat buat mandi (aku jadi sungkan banget sama dia dan ortunya). Tapi, berhubung sedang touring, gak mungkin dunk aku meratapi lukaku dengan duduk di rumah aja. Bahkan, andai hari itu (1/5) gak ada rencana jalan sama kawan”, Arifah berniat mengajakku melihat” Madiun. Tangah hari, kawan” datang. Kami pun akhirnya pergi ke Telaga Ngebel di Ponorogo. Pemandangannya indah euy! Telaganya luas, bisa dikelilingi lagi (kayapa Danau Toba yang merupakan danau terbesar di Indonesia atau Danau Superior yang berada di AS dan Kanada ya?!). Tapi di sana dingin, soalnya terletak di gunung. Setelah ngopi, foto”, makan tempura n roti bakar Bandung, kami pun turun gunung.

photo at Telaga Ngebel

Tapi sayangnya, hari itu kami ditakdirkan untuk merasakan hujan orografis. Lebat dan lama lama lagi!! Kami sampai harus berteduh dua kali. Pertama, di pondokan pinggir jalan sambil menatap rumah yang letaknya tepak disisi lereng (bagian belakang rumahnya dijamin gak dikasih tembok pun sudah tertutup dengan lereng ^.^v Aku dan Rika Syahri saja sampai berkomentar, “Aku gak bisa tidur kalau tinggal di rumah itu. Takut kena longsor!!”). Kedua, di teras rumah orang jualan pisang (apa c nama pisang yang kecil” itu? Pisang panurun?! Nama Indonesianya?! Kalau gak salah yang diteliti Mita to skripsinya. Musa paradisiaca apa… gitu). Adip pun beli setundun pisang to mengganjal perut kami. Apa karena lapar, kami penggemar pisang, atau kami tuh memang turunan warik = monyet (aku lupa bahasa Jawanya) jadi setundun pisang itu habis kami makan?! Akhirnya, daripada kemalaman sisa perjalanan turun gunung itu pun kami lalui dengan hujan”an (puff, kayak waktu pp ke Pare aja!).

Road to Pacitan

Jum’at, 2 Mei 2008

Aku dan Arifah pergi ke Ponorogo coz perjalanan ke Pacitan akan dimulai dari sana. Kami mampir ke rumah Ike, Ce.nya Adip. Ketemuan dengan kawan” di sekitar pasar trus jemput mantuk yang rumahnya dekat dengan alun” (sayang Mita gak pulang. Kalau gak, bisa mampir dan ajak dia ke Pacitan d). Tama bahkan datang dari Trenggalek, sendirian pula, untuk bergabung bersama kami.

Perjalanannya melelahkan banget coz Pacitan tuh jauh. Pacitan tuh tergolong kabupaten yang susah banget dikembangkan coz topografinya terdiri dari pegunungan (Pegunungan Kidul) mulai yang rawan longsor sampai berbatuan cadas dengan ngarai” curam (apa c nama sungai yang mengalir di sana?) yang mengiringi kita di sepanjang perjalanan berkelok” menuju kota. Indah… banget pemandangannya. Kami saja berkali-kali singgah to berfoto” setiap dapat obyek bagus. Tapi entah kenapa, ada saja halangan to perjalanan kami.

Guys, kalian gak ngecek kondisi motor dulu yach sebelum berangkat?! Motor Win Adip ngadat. Kayaknya c bensinnya tercampur air, terpaksa dibuang, diisi ulang. Trus gak tau lagi d apa masalahnya. Kami sampai harus berteduh di pondokan” kecil tempat para pemecah batu bekerja yang ada di tepian jalan. Trus, pas udah diperbaiki, lagi” si Win gak bisa dihidupkan. Dikin sampai berkucuran peluh menghidupkan mesinnya. Akhirnya dia nyumpah”. Sampai kiamat juga mesinnya gak bakal hidup kalau kontak (kuncinya) belum dinyalakan. Eror!! Berhubung hari jum’at, mampir dulu to jum’atan -> yaang Ce sholat Zuhur di mesjid. Perjalanan masih jauh euy!!

Obyek yang pertama kami lihat adalah pantai yang letaknya gak jauh dari Kota Pacitan (Teluk Pacitan). Aku lupa namanya. Tampelar or apa gitu! Soalnya kami menikmati keindahan pantainya dari rumah makan doank. Dari rumah makan bisa dilihat muara sungai yang bersatu dengan pantai berwarna biru muda yang ketika berada di ujung tanjung berubah menjadi biru tua, menyatu dengan laut lepas, Samudera Hindia. Di sana juga terlihat perahu” nelayan yang tertambat. Sambil makan ikan, yummy, nikmatnya…!! Oich, di sana juga pertama kalinya aku (dan Rika Syahri yang asal Aceh) merasakan tiwul. Nasi yang terbuat dari singkong. Karena gak biasa, rada aneh gitu (pikirku, bakal enak banget nih tiwul kalau dimakan pakai gula merah (aren) cair. Kayak makan kerupuk dari bahan singkong yang lebarnya kayak daun pohon jati gitu. Kerupuk apa ya namanya? Habis sudah lama gak makan itu, jadi lupa d!! ^.^v).

Habis makan, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Sriung. Pinginnya c ke Gua Gong, tapi waktunya gak nutut. Lumayan jauh dari kota. Jalannya pun berliku-luku, mengitari gunung (puff, ini Jawa, bagian selatan pula! Bukan Kalsel. Kalau di Kalsel, kalau mau ke pantai berarti melewati dataran rendah atau daerah berawa-rawa. Bukannya melewati pegunungan berhutan jati, dll, baru ketemu pantai. Kalau ada hutan bakau, di daerah yang pantainya berpasir kayak di selatan Madura, bukan pantai berlumpur kayak di pantura, hHe..).

Subhanallah…, pantainya indah banget! Secara, laut lepas. Pasirnya pun putih, ditumbuhi pandan” pantai juga rayuan pohon” kelapa :) Gak jauh dari tepian, terdapat beberapa pulau karang. Ombaknya pun besar” (kayaknya sudah bisa to surfing. Tapi bunuh diri aja kalau surfing di pantai berkarang) dan hampir saja menyeret Ike yang saat itu bersama Adip dan Mantuk lagi asik berfoto” ditepian pulau karang yang berada di tepi pantai. Awalnya kami gak mengira kalau ada ombak yang hempasannya bisa sampai sana coz hempasan ombak” sebelumnya gak sejauh dan sebesar itu. Pasca insiden yang hampir memakan korban itu, kami jadi gak berani jauh” turun ke pantai daripada menjadi makanan pantai selatan. Tapi, untuk acara foto” tetap berjalan lancar. Namanya juga himagipret… (o^.^o)v.at Pantai Sriung

Puff!! Lagi” diperjalanan pulang kami mendapat hambatan. Motor Andi masuk bengkel karena bannya harus ditambal. Kami pun menunggu dengan badadai di tepi jalan. Karena hari sudah menjelang malam, perjalanan pun jadi menegangkan. Apalagi bagi diriku yang masih trauma akibat kecelakaan. Soalnya, selain daerahnya yang rawan longsor, gelap, penuh tikungan dan ngarai/jurang”, jalurnya kadang sepi kadang ramai. Rawan kecelakaan d!! Kata Mantuk yang saat itu memboncengiku, ada beberapa daerah di sana yang rawan penampakan pula!! Jadi horor gitu d!! Aku gak henti berdoa semoga sampai di rumah dengan selamat. Tapi tetap saja kebiasaan burukku muncul. Untung saat itu gak lagi nebeng Andi. Kalau gak, strez berat dia coz kebiasaan buruk yang kumaksud adalah ngantuk, bahkan tertidur di motor yang sedang melaju!! ^.^v.

Ba’da Isya kami sampai di Ponorogo. Karena kecapekan, kami nginap di rumah Ike. Apalagi besoknya kami masih ada rencana, mau ke Sarangan di Magetan :) Tama juga nginap di rumah Ike dan gak pingin ketinggalan melancong, walau sebelumnya cuma izin satu hari ma ortunya.

Road to Magetan

Sabtu, 3 Mei 2008

Setelah sarapan kami berkumpul di rumah Adip. Kami akan pergi ke Sarangan. Tapi obyek utama c bukan telaganya yang terkenal itu, tapi air terjunnya. Karena perginya lewat Ponorogo, kamipun melewati desa” di pegunungan. Pemandangannya indah…!! Tapi menegangkan. Mungkin lebih menegangkan daripada perjalanan ke Cangar. Aku takjub banget. Kok bisa ada pemukiman yang ramai banget di atas gunung. Agropolitan gitu deh. Sepantauanku c lebih ramai daripada Pujon. Terbentang kebun” yang ditanami berbagai sayuran, seperti bawang, kubis, dan wortel.

Berhubung keuangan kami selama perjalanan ini ngepas banget, kawan”ku yang sebelumnya sudah pernah ke sana membawa kami melewati jalan yang gak umum dilewati wisatawan. Lewat pemukiman penduduk gitu d supaya gak bayar karcis masuk ke obyek wisata Telaga Sarangan ^.^v. Sesampainya di Telaga Sarangan, kami lewat doank. Sepulangnya dari air terjun, baru kami mampir. Trus, daripada jalan kaki terlalu jauh, kami baru akan memarkir motor di parkiran terakhir, sekitar 1 km gitu lah dari air terjun.

Mengingat kakiku yang terluka akibat kecelakaan, kawan” rada khawatir aku gak bisa maksimal tracking. ke air terjun. Galih bahkan ujung”nya menawarkan diri, kalau aku gak kuat tracking, dia bersedia menggendong aku :) Ternyata, pas tracking Tama malah berucap:

“Aku mau nyerah tapi malu sama Farin. Dia yang kakinya luka aja kuat naik, masa aku yang gak kenapa” gak kuat jalan sampai ke air terjun.”

Wajar c Tama bilang gitu coz tanjakannya lumayan bikin capek bagi yang gak terbiasa naik gunung. Dingin lagi!! Aku ngos”an, bahkan sesekali dituntun biar gak kehilangan keseimbangan. Apalagi aku orangnya gak kuat dingin (ini yang bikin aku gak mau lagi ikutan naik gunung. Daripada kena hipotermia lagi!!). Hidungku langsung padak, serasa mu pilek :”(

Sambil menikmati air terjun dari pondokan gak jauh dari air terjun, kami menikmati hidangan berupa sate kelinci yang banyak dijual di daerah sana. This is my first time eat rabbit’s sate. Rasanya?! Aneh. Apalagi aku sempat jijay pas ada potongan daging yang masih ditempeli beberapa helai bulu kelinci. Setelah foto” di dekat air terjun dan makan sate kelinci, kami turun. Hujan orografis sepertinya akan turun di daerah itu. So, kami gak berlama-lama di Telaga Sarangan yang jauh lebih besar dibandingkan Telaga Ngebel. Selain ada jasa penyewaan bebek”an, di sana juga ada jasa penyewaan speadboat. Aku melihat Telaga Sarangan kayak sedang melihat Sungai Martapura/Barito di musim hujan. Soalnya saat itu arusnya besar. Apalagi kalau dilewati speadboat. Sama kayak di Telaga Ngebel, saat itu airnya pasang. Di beberapa bagian hampir melewati batas cekungan, siap” tumpah ke jalanan.

Setelah dari Sarangan, kami main ke rumah Galih. Rencananya c mau makan lele peliharaan Galih. Tambaknya terletak di samping rumahnya. Lumayan luas lahannya. Apalagi setelah dihidangkan ternyata menggiurkan banget. Kami pun makan dengan lahapnya (o^.^o)v. Sayang, Ike, Arifah, dan Tama gak ikutan coz harus pulang. Sedangkan aku, rencananya setelah bermalam mingguan baru akan diantar ke rumah Arifah. So, aku bisa ngopi (itu kawan” Co dink, malam itu aku gak ngopi, melainkan minum susu hangat) dulu di alun” Kota Madiun sambil melihat keramaian orang bermalam mingguan di sana.

My Unforgettable Holiday II (part III)

Going home…

Minggu, 4 Mei 2008

Rencananya c pagi kami balik ke Malang. So, diperjalanan nanti kami bisa mampir”. Tapi, berhubung nunggu ortu Adip yang merupakan donatur touring kami kali ini (^.^v), mau gak mau kami nunggu beliau ‘turun gunung’ dulu baru bisa pulang. Kami sampai bergelimpangan di ruang tamu, depan TV, sampai kamar Adip, TIDUR SIANG!!

Tengah hari perjalanan balik ke Malang dimulai. Di jalan, kami mengisi tenaga dulu dengan mampir ke warung Es Dawet Jabung, khasnya Ponorogo. Nah, di sini kayaknya ada sedikit diskomunikasi antara aku dan es dawet Jabung.

Ai, kanapa bisa kayatu?!

Soalnya aku merasa aneh. Apa yang khas dari es yang terdiri dari santan, air gula merah, dan ketan hitam ini?! Segar c kalau diminum dingin, tapi kalau kayak es dawet biasanya (ada dawetnya) kan lumayan mengganjal perut coz ketan hitamnya sedikit banget!! Mana stok jajanan tradisionalnya habis. Untung ada pisang goreng. Tapi, pas hal ini kuceritain ke Mita, dia bilang mungkin saat itu dawetnya habis. Biasanya selain ketan hitam, ada dawet dan nangkanya juga kok, kayak es dawet pada umumnya. Nah?! Trus kalau habis kenapa warungnya gak ditutup sementara (“.)?! Aku kan jadi salah kaprah. Mana di Tulungagung lagi” aku gak bisa menikmati dawet serabi :”(

Lagi” si Win berulah (guys motor kalian tuh sebelum berangkat di cek dulu gak c , kondisinya?!). Kali ini bannya bocor. Masih di Ponorogo, yang nama daerahnya ada O2nya (namanya juga pelupa, jadi sering kali lupa ^.^v). Akhirnya lagi” kami badadai di tepi jalan (gak juga c coz akhirnya aku pergi ke masjid, shalat Zuhur-Ashar dijamak qhasar).

Guys, kalian gak merasakan traumatikku ya pasca kecelakaan ya?! Aku kan sudah memohon pada kalian kalau jalan gak usah pakai ngebut. Tapi, gak cuma di jalanan sepi, di tengah kota, di pemukiman ramai, di jalanan berkelok (di sisinya jurang), tetap saja jalan 80an km/jam. Agak nyaman dan terhibur saat beristirahat di alun” Kota Tulungagung yang bersih dan rindang (ada free hot spotnya juga euy!!). Tapi ketika melanjutkan perjalanan lagi, asli!! (bagus c, aku jadi gak ngantuk), sepanjang perjalanan aku dibuat sport jantung. Gak Adip/Yovi/…, Dikin pun hampir saja membuatku mengalami kecelakaan lagi. Aku sampai nangis saking streznya. Ketika beristirahat di bendungan Johor, Karang Kates pun aku hanya diam. Jujur, aku trauma kalau harus motoran sama kawan” geografi lagi.

Guys, kalau aku kenapa” lagi, belum tentu Allah ngasih aku kesempatan to menghirup udara duniawi. Belum tentu aku masih punya nyawa cadangan (yang sama Edo ketika aku bilang mengumpulkan nyawaku yang beterbangan dulu baru bangun, to shalat Subuh diplesetin jadi, “Makanya nyawa tuh jangan dibuang2, timbul setiap pagi mengumpulkan dulu”). Alhamdulillah, ba’da Isya kami sampai dengan selamat di asrama/kost/kontrakan/rumah masing”.

Selama touring aku juga hepi banget coz setiap hari aku kontakan ma Edo. Sampai” Arifah berkomentar, “Perasaan mau tidur, aku terbangun tengah malam, bangun tidur, mba Farin SMSan to’ kerjaannya.” Aku harap hal ini bisa berlangsung terus. Bahkan ketika pulkam, aku bisa sama Edo lagi.