Saturday, May 10, 2008

My Unforgettable Holiday II (part I)

Touring barat Jawa Timur (T.Agung-Blitar-Trenggalek-Ponorogo-Madiun-Pacitan-Magetan pp)


Warning: kalau mau baca cerita ini mending pas off line coz panjang banget!!


Touring is begin

Rabu (30/4) kemarin aku bersama kawan-kawan satu jurusan (geografi) pergi touring, mumpung libur-wekend panjang, sekalian pulkam. Aku dijanjiin dijemput Daniel jam 8an pagi coz katanya bakal berangkat jam 9an. Setelah sarapan di Sumber Sari, kami pun ke kontrakan, base campnya anak” Co. Ternyata…, planning berangkat jam 9nya ditunda, tunggu yang lain kul dulu biar banyak yang ikutan touring. So, jam 2 siang baru berangkat. Capek deh…!!

Daniel akhirnya memutuskan to berangkat duluan sama aku. Ntar, ketemuan sama kawan” di Tulungagung. Kalau gak di tempat Masnya, di rumah Cicik. So, berangkatlah kami berdua… Kata Daniel c, mumpung gak bareng Adip, kami bisa ‘belarut’ (perjalanan santai) agar bisa menikmati perjalanan coz mereka pastinya bakal ngebut!!

Kami menempuh perjalanan melewati jalur selatan. Lewat Kepanjen, trus beristirahat sebentar di Bendungan Johor, di sekitaran Karang Kates. Jadi ingat waktu KKL Meteorologi dan Klimatologi beberapa semester yang lalu. Kami berkunjung ke kantor BMG Karang Kates yang letaknya gak jauh dari sana. Trus ke Waduk Karang Kates (Ir. Sutami ya namanya?!), melihat pemandangan alamnya yang cool banget, gak lupa ke tempat pencatatan gempa yang ada di sana. Kami juga sempat disodori catatan seismograf waktu gempa di Aceh Desember 2004 lalu.

Sampai di T.Agung, mampir di rumah Masnya Daniel. Istirahat sebentar, nebeng sholat Zuhur, Daniel lalu mengajakku main ke Blitar. Dekat kok, cuman nyebrang sungai. Begitu katanya. Jadi aku diajakin ke Blitar lewat jalan kampung. Benar loh, ternyata perbatasan T.Agung-Blitar di sekitar sana tuh Sungai Brantas. Nyebrang, sampai deh di kabupaten sebelah :) Akhirnya, setelah sekian lama berada di Jawa, aku menyeberangi Sungai Brantas juga! Gak lewat jembatan loh, tapi pakai perahu! Bentuknya c kayak tranportasi penyeberangan kalau mau ke Marabahan atau Kuala Kapuas gitu, tapi lebih kecil. Trus cuma ditarik pakai tali (kemarin tuh arusnya besar banget!) dan pastinya cuma sebentar (5’) coz sungainya gak selebar Sungai Martapura, apalagi Sungai Barito. Jadi ingat kampung halaman… (yach, walau aku sendiri belum pernah nyebrang pakai fery ke Marabahan atau Kuala Kapuas. Kata Edo c sekarang gak naik fery udah bisa sampai ke Marabahan, lewat jembatan Rumpyang. Tapi, kalau mengarungi sungai pakai getek, jukung, apalagi klotok c udah sering…).

Sampai di Blitar, aku diajak makan bakso di Gangstar. Di perjalanan, aku lihat warung dawet serabi, jadi pingin. Habis, aku belum pernah coba! Katanya c khas sana (Rejo Tangen dan sekitarnya). Sayangnya, gak ada warung dawet serabi yang buka. Tapi aku bingung, kok cuma nemu dua warung dawet serabi ya disana?!

Kami melanjutkan perjalanan. Di T.Agung, kami mampir ke rumah kawan sekelas, Rika (huha, begitu julukan kawan”ku padanya). Dia sampai gak ngira gitu aku bisa ain ke rumahnya. Begitu juga Cicik (walau sebelumnya udah bilang, pas touring nanti mau mampir ke rumahnya). Aku sendiri hepi banget. Masak, selama kuliah di Jawa, apalagi aku sudah pergi ke Yogya, Semarang, keliling Madura, KKN di Banyuwangi, sampai nyebrang ke Bali to backpack tapi belum pernah main ke rumah kawan”ku sendiri… So, inilah kesempatan yang bagus untuk main ke rumah mereka :)


Got an accident

Awalnya c perjalananku menyenangkan… banget. Sampai akhirnya, kira” ba’da Isya, I got an accident! (semoga adingku gak baca blog ini. Kalian juga jangan kasih kasih tau ading atau ortuku ya, coz aku bilangnya ditabrak di Pacitan. Kalau gak gitu, ntar aku gak diizinin traelling lagi ^.^v. I gave u, please…).

Waktu itu personil sudah lengkap. Adip (leader), aku, Arifah, Daniel, Yovi, Dikin, Andi, Galih, Rika Syahri, plus Tama n her friend (yang cuma bareng pulkam ke Trenggalek). Barusan masuk Trenggalek, ada motor yang mau belok, nyalain rehting (lighting) tiba”. Aku sendiri sudah gak enak rasa waktu anak” bawa motor dengan kecepatan tinggi. 70-100 km/jam. Apalagi aku memang gak berani kalau dibonceng dengan kecepatan segitu. Aku sendiri kalau bawa motor, berani jalan 70-80 km/jam tuh sudah ngebut banget. Mana aku belum izin ortu mu ikutan touring (sori… ketulahan gitu d aku jadinya. Biasanya izin dulu baru berangkat, ni berangkat dulu baru mau izin setelah sampai di tempat tujuan T.T). So, pas kecelakaan, aku cuma berani sms ke seseorang:

“Do, aku kecelakaan,” itupun lama baru dibalas coz ternyata dia lagi di DM with his Mom. Acara minta diperhatiin, dimanja” di pending dulu d… :”(

Waktu aku jatuh dari motor, duh, rasanya aku berada antara hidup dan mati. Aku berdo’a semoga Allah masih memberikan aku kesempatan hidup untuk yang kesekian kalinya.

Kesekian kalinya?! hHe, sebelumnya, kelas 1 SD aku pernah tenggelam di sumur. Gara”nya saat itu di sekitar rumah sepupuku, di Gg. Permata, Km. 4, dekatnya Bina Brata, lagi banjir. Sumur di sana kan gak kayak di Jawa yang di sekelilingnya dikasih semen/penghalang. Ketinggian permukaan airnya juga = permukaan tanah. Ditambah banjir, gak kelihatan apa” d!! So, pas lagi manangguk iwak, kecebur d!! Tapi entah kenapa aku kayak nginjak sesuatu gitu, so aku terlihat mengambang n dikira bisa berenang. Padahal gak!

Trus, waktu kelas 3 SMP, kemah bakti PMR di bawah jembatan Barito. Pas mandi, aku tenggelam di salah satu anak sungai Barito dekat kemah kami. Untung Eby dan Acong cepat nolongin aku. Makanya setelah itu, kalau kami renang, di gelanggang ataupun di Loksado (renang di bendungan Desa Loklahung), Eby pasti jagain aku.

Yang paling seru waktu kelas 1 SMA. Saat itu aku ikut rombongan MPK-OSIS kunjungan balasan ke SMA 1 Barabai. Pulangnya, mampir ke Pagat Batu Benawa. Pas nyebrang pakai lanting, lantingnya oleng. Anak” Co c sebenarnya niatnya baik, sambil berenang mereka menggiring lanting kami biar cepat sampai ke seberang. Eh, ternyata gara” itu lantingnya oleng, over loaded! Aku dua kali tenggelam saat menyelamatkan diri. Untung tenggelamnya dekat lanting, jadi bisa pegangan. Anak” Co sampai harus menyelamatkan dua Ce sekaligus. Jadi pahlawan deh mereka hari itu. Untung semuanya bisa diselamatkan sebelum sampai jeram berarus deras. Kalau gak, besoknya bakalan ada headline news “20 ANAK SMAN 7 BANJARMASIN TERBAWA ARUS SAAT MENYEBERANG PAKAI LANTING DI PAGAT BATU BENAWA”. Gak kebayang d bagaimana gemparnya Kalsel kalau hal itu terjadi, hHe… (beneran loh Do, waktu aku cerita tentang kejadian ini, kamu bilang, andaikan ada di sana kamu pasti bakal jadi penolong to aku, juga to Anggi. Mupeng gitu d!!).

Back to my accident…

Kawan” pun pada shock. Pada gak mikir kayapa motornya Daniel (bahkan gak mikir kayapa nasib Daniel ^.^v) coz kalau ada apa” sama aku, matilah mereka. Ngurusnya repot!! (hHe, jadi ingat kata” Yovi pasca adik kelas kami (aku lupa namanya) yang asal Aceh meninggal di Malang gara” DB. Yovi bilang, “… meninggal, di sini masih ada kedua kakaknya yang ngurus dan bawa pulang. Kalau ada apa” sama Farin, masih ada adiknya, Sabirin, dan kawan” dekat satu daerahnya yang ngurus dan bawa pulang. Kalau aku, siapa yang ngurus dan bawa pulang?! Nunggu bapakku datang, keburu busuk mayatku baru bapakku sampai Malang.” Asli, kami ngakak waktu Yovi bilang gitu. Kok bisa?! Ada” saja!

Alhamdulillah, sampai detik ini rohku masih menyatu dengan ragaku. Walau gara” kecelakaan itu aku harus menanggung perih karena kaki kananku luka luar cukup besar (jadi bengkak juga c…). Kayak orang kena knalpot gitu lah. Bisa menghilangkan napsu makan bagi orang yang jijayan. Selebihnya, cuma memar dikit di lengan dan paha kiri. Mungkin lukaku gak parah karena pengamanan diriku lumayan lengkap. Pakai helm standar (yang akhirnya lecet padahal pinjaman), kaos tangan (yang akhirnya robek di sana-sini), jaket dan tas yang lumayan besar (yang akhirnya robek sedikit), celana jeans panjang (yang akhirnya robek sedikit di bagian lutut), pakai sendal gunung dan kaos kaki. Salahnya, aku tuh gak suka pakai kaos kaki panjang. Sukanya tuh yang semata kaki doank. Kalau gak, mungkin kaos kakiku aja yang mengalami kerobekan, kayak yang terjadi sama kaos tanganku :”(

Menanggapai kecelakaan itu, terutama apa yang terjadi sama aku, kawan” yang melihat kejadian waktu aku jatuh trus mengevakuasi diri berkomentar:

“Mba ikutan bela diri apa c?”

“Rin, gak sia2 kamu ikutan aikido.”

Maksudnya?! Suer aku bingung!! Soalnya pas aku jatuh aku cuma berharap Allah masih memberi aku kesempatan untuk hidup dan gak mengalami luka parah.

Kawan” c bilangnya gaya jatuhku waktu kecelakaan itu gak biasa. Kayak ada tekniknya gitu. Pada intinya aku tuh terlatih untuk menghadapi serangan mendadak, refleks gitu lah. Aku juga gak shock ketika kecelakaan. Makanya mental dan fisikku fine” aja coz pas latihan sudah biasa diserang -> dibanting. Dikomentari gitu aku ketawa” saja. Alhamdulillah kalau ternyata benar. Soalnya aku sudah 1 bulan gak latihan aikido. Pas latihan pun teknik dan refleksku biasa” saja. Aku juga payah dalam menghapal teknik dan sering gak fokus. Makanya aku gak pernah berani ikut ujian kenaikan kyu. 1 tahun lebih belajar aikido, stagnan di kyu 6. Apalagi dalam kehidupan sehari-hari aku gak pernah mempraktikkan apa yang diajarkan sensei. Jangan sampai d… Daripada bertarung, kalau masih bisa lebih baik menghindar/lari!! hHe… ^.^v


Tips buat kalian yang melakukan perjalanan jauh menggunakan motor:

  1. Pakai helm standar (pasti di semua daerah sudah wajib pakai kan sekarang?!). kalau bisa, pakai masker/slayer juga biar bisa menyaring polusi udara.

  2. Pakai kaos tangan, biar tangan gak belang, gak kepanasan, dan kedinginan.

  3. Pakai jaket biar gak kepanasan/kedinginan.

  4. Pakai celana panjang, kalau bisa berbahan tebal kayak jeans, (kalau bisa) sepatu kets, dan kaos kaki panjang. Termasuk to point 2 dan 3, dalam kasus aku, dapat mengurangi peluang luka” pada kulit.

  5. Gunakan tas punggung (yang isinya lumayan empuk jika mengalami pendaratan, kayak handuk, baju, dkk), untuk meredam shock pada punggung kalau jatuh.

Apalagi ya?! Tambahkan sendiri d!! Yang pasti…

JANGAN UGAL-UGALAN kalau bawa motor. Jaga kecepatan motor anda! Lihat” sikon kalau mau ngebut. Jangan mau areal permukiman, di tengah kota, di luar kota, … bawa motor kada baingat, kecepatan motor gak kira”!!

No comments:

Post a Comment