Tuesday, March 10, 2009

I Dreamed him

– Apabila salah seorang di antara kamu bermimpi dengan impian yang disukainya, maka sesungguhnya impian itu dari Allah Ta’ala, oleh karena itu hendaknya ia memuji kepada Allah dan menceritakannya kepada orang lain –

Apakah sering bermimpi indah tentang dia, cowok yang aku suka juga termasuk? Kalau iya, aku jadi bingung sebenarnya apa rencana-Mu dibalik mimpi-mimpi itu? Apakah ketika saatnya tiba Engkau akan menyatukanku dengannya? I hope so…

Perkenalan kami berlangsung begitu cepat. Perasaan itu pun datang begitu cepat. Tapi begitu cepat juga dia pergi. Meninggalkan rasa yang tidak terhapus olehku, entah sampai kapan.

Kehadirannya membuatku bahagia. Membuatku lupa rasanya patah hati. Tapi ternyata aku kembali terluka. Kalimat itu meluluhlantakkan perasaanku.

– Kamu gak akan kuat bersamaku. Sebaiknya kita akhiri saja, mumpung belum kita mulai –

Aku mengerti saja tidak apa maksud kalimat itu. Yang aku pahami, cowok berwatak keras itu masih tinggal di palung hatiku. Entah aku berada di sudut mana di dalam pikirannya.

Dedicated to Kk Menyebalkan


Lagi-lagi aku memimpikanmu

Kambing Jantan on the Movie

Udah pada nonton Kambing Jantan belum?! Film yang diangkat dari blog dan buku best sellernya Raditya Dika…

Sabtu sore (7/3)kemarin aku nonton Kambing Jantan berdua adingku. Dia semangat banget mau nonton. Secara, dia ‘pelahap’ buku-bukunya Raditya Dika. Aku sendiri sampai BT kalau dia lagi asik baca buku-buku itu. Walaupun udah berkali-kali, kayaknya volume suaranya pas ketawa tetap aja gila-gilaan. Mulai dari ‘Kambing Jantan’, ‘Cinta Brontosaurus’, ‘Radikus Makankakus’, ‘Babi Gesot’, Mmm…, Kambing Jantan yang versi komik c belum beli. We will!! ^.^v

Gara-gara kisahnya gokil abis apalagi kisahnya itu diangkat dari kisah hidupnya Si Kambing sendiri, aku jadi ikut-ikutan suka deh! Kadang mampir juga ke kambigjantan.com buat cari tau berita terbaru tentang Si Kambing. Jadinya penasaran deh mau nonton kayapa Kambing Jantan versi film. And I think…

Filmnya gak segokil novelnya c, tapi dibanding film-film lain yang diangkat dari novel, niy film menurutku gak akan bikin penggemarnya Kambing kecewa. Habis ceritanya lucu dan sweety banget!! Kamar khayalan, bulan yang sama, egoisnya cewek kalau lagi minta disayang, …, belum lagi adanya Edrik yang berperan sebagai Hariyanto menambah hidup film ini (baju I Love Kediri bikin anak-anak Kediri wajib nonton tuh. Dapat ide dimana c?! haha…).

Film ini menghibur banget!! Seperti kata Radit, dia dan kisah hidupnya memang ada untuk menghibur banyak orang. Jarang-jarang aku semangat nonton film Indonesia, apalagi sampai nontonnya di 21 (biasanya nonton VCDnya doank). Sepulangnya dari 21, aku langsung cerita d ke sahabatku di Banjarmasin. Dia yang juga suka ma Kambing jadi mupenk banget to nonton niy film (semoga kamu bisa nyuri kesempatan to nonton ya, mba suster…). Kambing Jantan sayang banget deh untuk dilewatin… Apalagi bagi penggemarnya Si Kambing (yang semakin lama diliat ternyata semakin manis. Hahaha…!!). Hidup Kambing!! ^.^v

Go to BNS

1 Maret kemarin, selain menerima ucapan met ultah dari ortu juga sahabat-sahabatku dan stay at my bed (bikin album kenangan Geografi ‘04) hampir seharian, pergi ke Batu Nigth Spectacular (BNS) bikin hari ultahku cukup berkesan. Secara, itu kali pertama berkunjung ke sana. Begitu juga dengan adingku, Ka Eka, dan Gitya.

Ada banyak wahana di sana. Yang pertama kami kunjungi adalah taman lampion. Ada bermacam tema lampion di sana. Ada yang akuarium, 7 kurcaci, wedding, jemuran (baju dan underwear, he…), …, tapi yang paling menarik tentulah miniatur icon suatu negara. Ada tugu Monas dan Mesjid Istiqlal (Indonesia punya niy…), Twin Tower (Petronas kan tuh?! -Malaysia-), Eiffel (French), juga Great Wall (RRC).

Habis dari taman lampion, kami masuk ke rumah kaca (yang didesain kayak labirin, cuma gak susah). Sayang banget kan kalau udah ke sana gak nyoba main di wahana-wahana yang ada?! Akhirnya kami milih naik kursi terbang. Rasanya?! Ngeri euy!! Rasanya sayang kalau adrenalin lagi naik gak dibarengi dengan teriakan. Tapi lucunya, kebanyakan yang teriak tuh yang gede. Anak-anak kecil yang naik wahana itu biasa-biasa aja tuh. Apa mereka gak takut ya?!

Ada banyak wahana lagi c. Kebanyakan diperuntukkan buat anak-anak. Yang bisa dimainin sama yang gede, kayaknya aku mikir-mikir dulu deh tuk nyoba. Liatnya aja ngeri!! ^.^v Lagian, berhubung belum dapat kiriman, jadi lebih milih buat liat-liat aja. Ntar deh balik lagi ke sana kalau saldo rekening banyakan. Ke cinema 3D, main gokart, naik sepeda udara, … dan mungkin naik kursi terbang lagi :)

Walau wahananya gak sebanyak Dufan atau Jatim Park (sepertinya c gitu coz aku belum pernah ke sana) apalagi jika dibandingkan dengan obyek wisata buatan yang ada di Kalsel yang minim banget, BNS oke tuk jadi tempat rekreasi keluarga (juga pacaran). Cuma, kalau benar-benar ingin menikmati BNS jangan lupa bawa duit yang banyak dan kamera!! Biar bisa nyoba wahana-wahana yang ada (food court, café, pool, pasar malamnya juga ada) dan foto-foto sepuasnya di sana! Kalau malam, kerlip lampu-lampu dari daerah di bawahnya (Kota Batu dan Sekitarnya) juga bikin suasana makin indah (dan romantis).

Skripsiku akhirnya dijilid juga!!

Setelah perjuangan panjang (saat pengerjaan proposal, penelitian, revisi, ujian, revisi lagi), mulai dari bolak-balik bimbingan, semangat yang up n down, jatuh bangun pas penelitian, dikasih buah-buahan buat dibawa pulang sehabis penelitian, bolak-balik beli kertas dan ke cartridge refill center (cartridge printerku kecil jadi cepat abis!!), kehujanan, … (banyak deh suka dukanya!!), akhirnya skripsiku dijilid juga. Kayaknya c udah bisa ditemukan di perpust bagian skripsi, tesis, desertasi, dan TA. Hehe…


Puff, satu kasusuban lagi tacabut!!

oich, siapa pun yang jaga perpust jurusan, skripsian yang kuambil dulu udah aku balikin loh!! Gals, sapa yang belum balikin ayo ngaku... ^.^v

Monday, March 2, 2009

23 th

1 Maret 1986 - 1 Maret 2009


Happy birthday to me…
Happy birthday to me…
Happy birthday, happy birthday
Happy birthday to me…

Ya Allah, jadikanlah saya hamba-Mu yang selalu meningkatkan kualitas diri dan ketaqwaan terhadap-Mu. Berikanlah hamba jodoh yang sholeh. Jadikan hamba muslimah yang sholehah, berbakti kepada orang tua, sukses (berkeluarga, berkarir, bermasyarakat), bahagia dunia akhirat. Amin.

Depression

Komunikasi yang baik harus terjalin di dalam sebuah keluarga. Sepasang suami-istri haruslah saling mencintai dan menjaga walau kehidupan berumah tangga gak selalu adem ayem. Ortu haruslah penuh perhatian kepada anak-anaknya dan sebagai anak haruslah berbakti kepada ortunya walaupun silang pendapat kadang terjadi. Sebagai manusia, kita juga gak bisa hidup sendirian. Memerlukan interaksi dengan orang lain. Kalau ada masalah, kadang memang perlu untuk disisakan sedikit, tapi ada baiknya dibagi dengan orang lain agar bisa dicarikan solusinya. Jadi gak dipendam sendiri, apalagi sampai menumpuk dan menimbulkan depresi.
---------------

Sabtu siang kemarin aku dan adikku berkunjung ke rumah keluarga kawan abah. Beliau mengundang kami, terutama adingku untuk menjenguk ‘bule’ beliau yang sedang sakit, depresi. Ini tentu terkait dengan studi adingku di psikologi. Setelah melihat keadaan bule (lebih pasnya c kusebut nenek), beliau berharap adingku bisa ngasih masukan atau bahkan bantu menerapi. Adingku mahasiswa psikologi semester 8 (sedang mengerjakan skripsi) dan pernah magang di RSJ. Sedikit-sedikit punya ilmunya lah walau adingku ngambil psiko industri sebagai kuliah mayor dan klinis sebagai kuliah minor.

Awalnya c aku sempat takut. Secara, aku parno berada di dekat orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Apalagi saat itu bule sedang ‘kumat’. Kalau yang gak ngerti c mungkin menganggap bule tuh pengidap psizoprenia. Tapi kata adingku, seseorang tuh dibilang mengidap psizoprenia kalau memenuhi 4 dari 6 gejalanya. Kalau melihat keadaannya, bule tidak masuk kategori itu.

Kesimpulan yang kami dapat, bule tuh mengalami depresi akibat masalah pekerjaan dan kehidupan rumah tangganya. Beliau tidak siap menghadapi masa pensiun, mungkin akibat tidak memiliki aktivitas di luar pekerjaannya. Suami beliau sibuk, anak-anaknya pun sudah berkeluarga dan dua dari tiga anak beliau tinggal di luar daerah. Beliau sepertinya kecewa dengan keadaan rumah tangganya. Soalnya, setiap kali mengungkit masalah pekerjaan dan keluarga beliau langsung ‘kumat’.

Selama beliau ‘diungsikan’ ke Malang (sebelumnya beliau tinggal di Sulawesi), katanya c hampir bisa dibilang tak ada kontak dengan suami dan anak-anaknya. Pernah c seorang anaknya yang berprofesi sebagai dokter dan sedang dinas di RS di Malang menjenguk, tapi itu juga cuma sekali dan sebentar. Yang bikin BT, saat pamit anaknya tuh bilang +- gini,
‘Saya pamit dulu soalnya saya lagi banyak pasien.’
Memangnya ibu dia yang sakit dia anggap apa?!
Mana ketika ‘mengungsikan’ bule suaminya berpesan supaya istrinya gak dirawat di RSJ lagi! Emang bule gila apa?! Emang RSj buat orang gila aja?! Apa salahnya kalau bule dirawat di RSj jika disana beliau mendapat perawatan intensif? Kenapa bule gak dirawat di ‘rumahnya sendiri’ malah diungsikan ke saudaranya? Bukan cuma adingku dan keluarga disini yang bilang kalau penyakit bule tuh bersumber dari keluarga dan cuma keluarganya yang bisa bikin bule lebih baik, tapi dokter juga.

Gak banyak informasi yang bisa digali akibat sifat bule yang introvert dan jarang bergaul. Apalagi dengan keadaan bule yang seperti sekarang. Kalaupun harus diterapi, sepertinya family therapy yang paling cocok diterapkan. Jadi, keluarga bule bisa saling terbuka satu-sama lain terhadap permasalahan yang terjadi di keluarga mereka. Kalau sudah tahu akar permasalahannya kan lebih mudah untuk dicarikan solusinya. Masing-masing pihak juga jadi gak harus saling menyalahkan.

Dalam hal ini yang jadi korban tentulah keluar dari saudara bule. Bukannya menolak kehadiran bule, tapi saudaranya kan juga punya kehidupan. Semenjak bule datang, cucu-cucu saudara beliau pada gak berani berkunjung karena takut sama bule. Anak dan cucu yang tinggal serumah sama saudara bule pun kadang terganggu dan gak bisa sabar menghadapi bule kalau sedang ‘kambuh’. Gimana bisa belajar dengan tenang kalau di rumah ada orang yang teriak-teriak? Gimana bisa nyaman kalau tengah malam ada yang bikin keributan? Belum lagi rumah beliau yang berada di lokasi yang padat. Rumah yang satu dengan yang lain saling dempet. Noisy banget kan?! Walaupun saudara, kenapa harus saat sakit bule baru berada di antara mereka?! Dimana dan ngapain aja suami dan anak-anaknya? Apa yang terjadi di antara mereka?!

Semoga bule bisa bahagia lagi. Bisa menangis juga ketawa lagi.