Monday, October 20, 2008

Udikkah Aku?!

Ini cerita waktu aku terjun ke lapangan untuk mewawancarai responden guna penelitian skripsiku. Skripsiku yang bernuansa Geografi-Pertanian-Budaya ini berisikan sejumlah penggalian informasi mengenai kegiatan usaha tani, peralatan pertanian yang digunakan, serta tradisi petani dalam kegiatan usaha tani di lahan rawa lebak yang mereka garap.

Keluargaku c sebenarnya masih banyak yang berprofesi sebagai petani. Mamaku dulu juga pernah bahuma, bahkan menyadap karet pun bisa (coz kakekku petani karet). Tapi apa karena sejak kecil aku tinggal di Banjarmasin yang notabene jauh dari aktivitas di sektor pertanian (terjun ke sawah dan pematang c pernah, tapi cuma tuk main) ataukah karena aku tuh gak merhatiin lingkungan keluargaku yang petani ya aku jadi gak banyak (bahkan mungkin) gak tahu apa”?!. Merasa udik banget deh pas terjun ke lapangan!! Mulai dari bahasa yang digunakan (Bahasa Banjarku kan sudah campur aduk, bukan Banjar Pahuluan yang masih kental banget!), istilah pertanian yang dipakai petani Banjar yang banyak ngak kumengerti, sampai alat” pertanian yang banyak diantaranya gak pernah kulihat bahkan dengar namanya. Yang terakhir ini malah bikin aku ditertawakan oleh mereka (bahkan ortuku sendiri) :”(

“Rin, masa kamu gak pernah lihat ani-ani?!”
“Masa tutujah kamu gak tahu?”
“Jangan-jangan kamu gak pernah lihat tajak atau gumbaan?!”
Jujur, walaupun aku pernah lihat, aku juga gak terlalu ngerti apa gunanya dan bagaimana cara menggunakan alat” itu.

God, udikkah aku?!

Nah, ini informasi yang berhasil kukumpulkan mengenai alat” pertanian yang biasanya digunakan petani Banjar pada lahan rawa lebak mereka. Kalau ada yang kurang mohon ditambahi, kalau ada yang salah mohon dikoreksi. Thx b4 :)


Cangkul

Kegunaan: Mengolah tanah yang akan digunakan untuk menanam benih (manaradak)

Tajak

Kegunaan: Menggemburkan (merancah) tanah setelah dicangkul, Memotong dan memapas tanah (merangai/merincah) setebal 2 – 5 cm (mengolah tanah), Menebas gulma

Alat penyemprot

Kegunaan: Menyemprot (mematikan) gulma, Menyemprot hama

Asak

Kegunaan: Menumbuk/melubangi tanah sebagai tempat meletakkan/menanam benih

Parang

Kegunaan: menebas rumput

Tutujah

Kegunaan: Melubangi tanah yang akan ditanami anakan padi

Ani-ani (ranggaman)

Kegunaan: memotong tangkai padi

Sabit

Kegunaan: Memotong batang padi

Mesin perontok

Kegunaan: Memisahkan batang dan benih padi

Gumbaan

Kegunaan: mesin penampi benih (untuk memisahkan benih yang berisi dengan yang kosong/ringan)

Tikar purun

Kegunaan: Menjemur benih

Si Kunyu

Waktu kecil ada gak barang yang gak bisa dipisahkan dari kamu?! Kalau gak salah c dulu aku ada. Kalau gak selimut, bantal guling! Tapi gak sampai terlalu besar Mama sudah memisahkanku dengannya. Nah, kali ini aku mau cerita tentang keponakanku dan Si Kunyu, barang yang gak bisa pisah dari dia itu.

Kalau barang itu berbentuk selimut atau guling yang kondisinya sudah parah banget mungkin masih lucu kali ya… Tapi Si Kunyu ini barangnya unik, yaitu (sori) bra yang saking udah lama tentu kondisinya juga udah parah banget!! Bra ini ya tentunya bra mamanya keponakanku itu. Tapi entah kenapa kalau keponakanku itu minum susu atau tidur tanpa Si Kunyu dia seperti gak ada gairah hidup. Mau minum gak selera, mau tidur gak bisa. Dia bisa ngamuk” deh kalau Si Kunyu gak ada di sisinya… Kadang-kadang Si Kunyu ini juga diajaknya main dan diperlakukannya layaknya benda hidup. Diajak ngomong, diajak becanda, … Gak tahu deh apa yang harus dilakukan sama acilku supaya bisa misahin Si Kunyu darinya. Gak tahu juga sampai kapan keponakanku yang sudah duduk di bangku TK itu akan terus menganggap Si Kunyu sebagai sahabatnya. Yang pasti bakal gawat banget kalau sampai besar keponakanku itu gak bisa pisah dari Si Kunyu. Ilfil banget kan kalau liat Co yang gak bisa pisah sama bra butek milik mamanya, hHe… ^.^v

Anak Kelas 1 SD

Ingat gak c gimana kamu waktu kelas 1 SD?! Pasti childish banget. Tapi entah kenapa aku gak merasa se-childish Aldi, adik sepupuku yang badannya bulet abis. Habisnya, dia susah banget disuruh sekolah! Padahal dia udah lumayan pintar baca tulis loh (walau tulisannya gede-gede, ngikutin bodynya yang juga ndut bulet, hHe… ^.^v).

Sebab dia gak mau pergi sekolah gara” kelasnya dipindah. Awalnya kelasnya itu ada di lantai dua. Gara” direhab dia dan kawan”nya mau gak mau pindah ke kelas di lantai bawah. Dia ngambek. Akhirnya maksa” mamanya untuk pulang. Mamanya pun terpaksa membawa dia pulang daripada dia ngamuk dan mukul” gurunya (serius, adik sepupuku ini gak jarang loh mukulin orang!!). Untungnya beberapa hari kemudian dia sudah mau pergi ke sekolah lagi. Gak sampai satu jam dia pergi ke sekolah tiba” aku lihat dia udah pulang. Mamaku sempat mengira dia jatuh pas lagi main sama kawan”nya. Ternyata, kelas dia harus pindah lagi ke kelas sebelah. Trus adik sepupuku itu ngambek lagi dan maksa” mamanya untuk pulang. Well, sampai hari ini adik sepupuku itu masih gak mau pergi ke sekolah.

Gak ngerti juga c aku kenapa dia sampai kayak itu. Sudah sekolah ditungguin ma mamanya, tukang ngambek pula!! Pernah waktu dia gak bisa menulis secepat kawan”nya dia nangis trus minta pulang. Ribet banget deh!! Mana Aldi tuh susah banget diajak ngomong dari hati ke hati. Padahal dia tuh kadang kayak orang dewasa. Buktinya pas aku dan kakaknya nyuruh” dia tuk sekolah dia malah marah” trus bilang ke kami,

“Gak usah mikirin aku. Pikirin aja diri sendiri. Aku bisa kok jaga diri aku sendiri!”

Untuk anak kelas 1 SD kata” kayak itu kan udah dewasa banget?!

Susah juga ya menghadapi anak kecil yang ribet kayak dia itu. Untungnya aku bukan anak psikologi. Kalau adikku ada di sini mungkin sudah diminta mamanya untuk bantu menerapi dia. Kalau lihat kelakuan anak” TK dan kelas 1 SD yang macam” (aneh, lucu, nyebelin), aku juga jadi teringat sama cerita Zulis tentang Mamanya yang sejak dulu ngajar kelas 1 SD. Katanya ada… aja kelakuan mereka yang sering bikin mama capek mengajar mereka sampai rasanya pingin pensiun dini.

Well, aku yang kadang jadi nanny-nya sepupu atau keponakanku yang terbilang banyak merasakan c enak dan gak enaknya merawat, menjaga, dan mendidik mereka. Semoga aja pas aku jadi seorang mama aku bisa jadi mama yang ideal tuk anak”ku. Tapi kapan yach?! Hope soon dech! :)