Friday, April 18, 2008

Di Semarang

(bingung mau kasih judul apa ^.^v)


Jum’at – Sabtu (11-12/4) kemarin aku mengikuti pelantikan PB IMAHAGI, Seminar Nasional, dan bakti lingkungan dengan menanam 3000 pohon bakau di pantai uatara Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Seru banget coz aku bisa kumpul” lagi ma kawan” IMAHAGI (T.T) (terharu). Terasa banget, walau rata-rata kami baru saling mengenal saat Kongres X IMAHAGI sekitar 1,5 bulan yang lalu di UGM, tapi keakraban kami sudah kayak berlangsung begitu lama. Aku jadi merasa berat banget waktu pisah ma mereka coz setelah ini entah kapan kami baru bisa ketemu lagi. Apalagi aku termasuk anggota ‘tua’ di IMAHAGI. Sebelum periode kepengurusan yang sekarang habis, aku sudah mangkat :”(

Mungkin cerita di Semarang ini di flash back dulu. Let’s begin from Malang, di detik” keberangkatanku ke Semarang :)


Kamis, 10 April 2008

Pagi, sebelum aku ke sekolah untuk PPL (masuk jam 8.30 WIB coz anak kelas IX pagi ada try out UAS), aku pergi ke kampus dulu to ambil surat dispensasi. Di surat itu tertera namaku, Suud, dan Galih. Berarti benar, Daniel gak ikutan ke Semarang. Padahal sebelumnya katanya dia yang berangkat, sama aku dan Galih. So, planning yang sudah kususun bersama Daniel, berangkat ke Semarang naik kereta api kelas ekonomi jam 13.45 WIB pun harus dibatalkan (padahal kapan lagi aku bisa merasakan naik kereta api, ekonomi pula!! hHe… ^.^v).

Saat di sekolah, mulai nih hal” yang buat aku BT datang. Pertama, saat aku mengajukan surat izin ke wakasek kurikulum. Aku c dapat izin to berangkat. Tapi kenapa tetap saja aku harus menghhitung jumlah izinku dengan alasan karena aku izin, walaupun dengan surat dispensasi, tetap saja nilaiku di PPL-an harus dikurangi?! Well, memangnya selama PPL kami gak boleh punya aktivitas di luar sekolah?! Kami gak boleh berorganisasi atau sementara waktu libur dari aktivitas lain agar bisa dapat nilai yang ‘bagus’ to mata kuliah PPL?! Padahal aku pergi juga to membawa nama almamater, nama jurusan, dan nama mata pelajaran (walaupun di KTSP dimasukkan dalam IPS Terpadu, gak berdiri sendiri) yang selama beberapa waktu kemarin kuajarkan kepada murid”ku di PPL-an. Yach, walau gak muna, aku pergi juga untuk have fun! Refreshing karena boring di skul dengan travelling dan berkumpul sama kawan” selama mengikuti berbagai kegiatan IMAHAGI di Semarang.

BT-ku yang kedua datang ketika setelah lama menunggu, gak ada yang mengkabari aku kami akan pergi jam berapa dan naik pergi ke Semarang. Trus, tiba” saja aku dikabari kalau ingin pergi, terpaksa harus sendirian karena suatu alasan dan lain hal. Karena sudah izin ke wakasek kesiswaan, guru pamong, bilang ke kawan” PPL, dan aku memang benar” ingin pergi ke Semarang to ikut kegiatan IMAHAGI, aku pun nekat untuk pergi sendirian. Tapi untungnya, di detik” terakhir, Ketua HMG memutuskan untuk ikut pergi bersama (menemani) aku. Kami memutuskan to pergi naik bus malam itu (thanks ya Dan sudah antarku ke Arjosari).

Jum’at, 11 April 2008

Walau perjalanannya terbilang lama (berangkat jam 8 malam baru sampai jam 5 pagi), perjalanan kami lancar (jika AC bus yang dingin banget dan ulah tidurku kurang nyenyak gak dihitung). Akhirnya menjelang fajar, mumpung punya freetalk juga, aku menghubungi beberapa kawan IMAHAGI (bangunin Yoyo, minta jemput ma Catur), mengabari keberadaanku saat itu. Sesampainya di Semarang, setelah 1,5 jam menunggu di depan kantor cabang bus malam yang aku tumpangi, terletak di Jl. Dr. Cipto depan SMKN1 Semarang (mulai dari jalan satu arah itu sepi sampai ramai dengan kendaraan bermotor), akhirnya kami dijemput Sindhung dan … (sori bro, aku lupa namamu! Habis, aku tuh payah soal menghapal nama orang ^.^v). Yach, ternyata ada diskomunikasi gitu deh, makanya kami lama banget baru dijemput. Walau begitu, gak mengurungkan niatku to (pura”) ngambek ma Catur :p

Setelah istirahat sebentar (ganti baju dan sarapan), kami mengikuti prosesi pelantikan Pengurus Besar IMAHAGI. Saat itu PB dilantik oleh Pak Suratman W(Ketua IGI), dihadiri oleh beberapa petinggi UNNES dan dosen (kalau gak salah dari UMS). Sayangnya, dari 10 komisariat yang kemarin hadir di kongres, hanya 6 komisariat yang bisa

datang. Karena suatu alasan, PB/delegasi dari UPI, UI, UNDANA, dan UNS gak bisa hadir. Tapi alhamdulillah, kawan jauh yang kemarin gak hadir di kongres, delegasi dari komisariat UNDIKSA Singaraja Bali yang satu regional dengan UM hadir (UNLAM gak datang. Gak bisa ketemu kawan sebanua deh!!). So, ada perwakilan delegasi dari komisariat yang berada di luar pulau Jawa :) Prosesi pelantikan berjalan cukup khidmat (apalagi saat Pak Suratman memberi sambutan. Qori, yang oleh kawan” dibilang cucunya Pak Ratman, bahkan sampai menangis, terharu).

Seminar nasional dimulai setelah sholat Jum’at. Sebelumnya, aku ngumpul” dulu dengan awewe, nunggu awowo pulang jum’atan. Ngumpul sama Nofi, Furi, Qori, dan Lina. Trus makan siang bareng Co”. sempat mbandel c, seminar sudah mulai kami masih makan. Dua ronde malah (yang kedua prasmanan ^.^v).

Seminar nasional ini bertemakan “Membangun Indonesia Berbasis Kelingkungan”. Pembicaranya y/ Pak Suratman W. (ketua IGI) dan Pak Bembi dari Bappenas. Seru juga sih, coz banyak pertanyaan yang dikemukakan oleh kawan” (aku jadi pendengar aja, habis kecapekan ^.^v). Yang paling aku suka tuh saat membahas tentang sebenarnya pembangunan di Indonesia ini diarahkannya sebagai negara maritim atau negara agraris. Soalnya, topik tentang ini cukup favorit bagi kami. Secara, wilayah perairan Indonesia kan lebih besar daripada daratannya. Masyarakat Indonesia (pada masa lalu) pun terkenal sebagai pelaut ulung (termasuk Suku Banjar). Yach, walau gak semua suku bangsa di Indonesia merupakan bangsa pelaut (contoh Dayak yang merupakan bangsa daratan). Kami juga rata-rata gak sependapat kalau pulau” yang berada di perbatasan antar negara tuh disebut dengan Pulau” TERLUAR Indonesia, melainkan pulau” tersebut a/ Pulau” TERDEPAN Indonesia (aku lupa dimana menaruh artikel koran yang mengemukakan tentang ini). Soalnya, pulau” tersebut merupakan wilayah Indonesia yang secara langsung/gak langsung berhubungan dan rawan penguasaan efektif dari negara tetangga.

Selesai seminar, kumpul” dulu di HIMA Geografi UNNES. Aku sempat menemani Ce.nya Yoyo yang asmanya habis kambuh sebentar. Hiiks, jealous!! Habis, dari cara Yoyo merawat dan menghibur Lina keliatan banget kalau dia tuh sayang banget ma Lina (kudoain kalian awet deh!). Sedangkan aku?! Sejauh ini aku belum mendapatkan cowok yang sebegitunya sama aku (atau aku yang gak nyadar ya?!). Trus, sebelum kepenginapan, seperti biasa, kalau ada kamera nganggur anak” imahagi tuh jadi gila foto semua! Berfoto ria bersamalah akhirnya kami di halaman FIPS UNNES (tepatnya c di taman/sangkar Klimatologinya Geografi. Foto” dekat ombrometer ^.^v). Menjelang magrib barulah kita gtg ke penginapan…

Makan malam kami lakukan sambil berbincang biar forum gak terkesan formal. Serius tapi santai. Selain hubungan antar anggota imahagi makin lekat, juga agar imahagi yang sekarang bisa terus exist. Gak sampai vakum kayak imahagi beberapa waktu lalu. Forum selesai, acara pun dilanjutkan dengan rapat PB dan rapat antar komisariat di regional III yang mau menyelenggarakan Muswil (di UMS ya?! Insya Allah Muswil Regional IV bulan November di UNDANA Kupang). Sebenarnya c aku gak masuk di keduanya, tapi aku ngikut saja. Daripada tidur! Habis, aku datang ke Semarang kan selain to menghadiri pelantikan, ikut semnas, dan bakti lingkungan, aku tuh mau kumpul sama kawan” IMAHAGI (after kongres di UGM kemarin, ternyata banyak yang terlibat cinlok. Ada juga c yang beangkatan Kk-adik saudara ketemu gede, kayak aku dan Arif Budi.. dari UPI. Tapi sayang kemarin dia gak bisa datang).

Sabtu, 12 April 2008

Setelah sarapan bersama di HIMA Geografi UNNES, kami bersiap gtg Kab. Kendal to acara bakti lingkungan. Kami berangkat menggunakan bus (jadi ingat waktu kunjungan peserta kongres IMAHAGI ke lab. alam Paris). Perjalanan sekitar 1 jam buat beberapa dari kami tertidur. Di perjalanan kami sempat bertemu razia motor. Sempat mengganggu perjalanan kami c, apalagi motor yang dikendarai panitia ada yang ‘kena’ (motor siapa tuh?! ^.^v). Tapi persoalannya hanya karena STNK motor sedang diperbaharui, so pas pak polisi minta to diperlihatkan gak ada. Kebetulan, motor yang kena itu berasal dari luar Jawa!!

Awalnya kupikir daerah yang akan kami tanami nyamplung dan bakau tuh gak jauh dari pinggir jalan. Ternyata, harus masuk kampung cukup jauh dan melewati persawahan dengan jalan yang cukup kecil (untung bus kecil bisa masuk!). Setelah melewati (kalau gak salah) dua desa, akhirnya kami sampai di Desa Kartika Jaya. Sebelum melakukan penenaman pohon, kami ramah tamah dan penyuluhan dulu di kantor desa. Ada Pak Kades, trus bapak dari dinas lingkungan hidup Kab. Kendal, pemuda Muhammadiyah (dasar pelupa, aku gak ingat nama beliau”. Gak nyatat namanya pula!!), trus kawan” dari akper, dan adik” dari SMK setempat. Waktu menanam bakau pun kami dibantu kawan” dari Teknik Lingkungan UNDIP.

Sekitar jam 11, kami lalu menyebar, tanam pohon nyamplung. Sambil bawa” bibit (anak) pohon, cari” lubang yang

sudah disediakan terlebih dahulu untuk diisi nyamplung. Ada juga kawan” yang menggali lubang sendiri, pinjam cangkul milik warga. Kami pun sempat duduk” dulu di rumah warga. Melepas lelah sekalian cuci” tangan-kaki yang kotor habis bercocok tanam (dikasih minum juga!). Aku sempat main ke pekarangan belakang rumah itu. Sempat lihat” daerah rawa bakau desa tersebut juga. Sempat teringat daerah berawa-rawa di kampung (Kalimantan). Di sekitarnya, terdapat banyak tambak ikan. Gak jauh dari tambak” itulah pantai utara berada…

Sebelum tanam pohon” bakau, kami ishoma dulu. Setelah itu baru diajari cara menanam bakau. Gampang kok, kayak menanam pohon biasanya. Baca bismillah, buat lubang untuk menanamnya, buka bajunya (polibagnya maksudnya), trus masukkan anak bakau yang sudah kita siapkan tadi sambil diajak ngobrol. Disayang” gitu deh biar dia punya semangat tuk terus hidup walau setelah kita tanam mungkin kita gak akan bertemu dia lagi ^.^v Tapi hati”, jangan sampai akarnya patah”. Kasian kan coz akar merupakan media dia mencari unsur hara dalam tanah :)

Kami lalu mulai berjalan menuju tempat tujuan (pantai) sekitar 1 km. Wah, pemandangannya indah. Angin pantai pun makin terasa menyapa kedatangan kami. Suasana jadi terasa asri, sejuk, segar deh!! Tapi mana pantainya?!

Oon! Dunk”!! Awalnya aku mikir pantai dan hutan mangrovenya tuh kayak di Madura/pantai selatan Jawa (contoh, Balekambang). Berada di sekitar estuarium dengan tanah berpasir. Tapi ternyata benar” tanah berlumpur. Cukup dalam pula (di galangan dalamnya lumpur mulai selutut sampai hampir sepinggang). Sebenarnya lebih enak berenang c, jadi gak harus berkubang lumpur. Tapi, berhubung aku lagi dapat, terpaksa gak nyebur deh!! Padahal naluriku sebagai seorang pisces (dulu c, sekarang zodiakku pindah ke aquarius. Gak aku banget d sebenarnya) dan anak sungai keluar. Ibarat putri duyung menjelma jadi manusia yang rindu banget berenang di air (o^.^o)v

Pantai utara yang kami datangi ini ternyata plus minus pantai selatannya Kalimantan c. Airnya coklat coz tanahnya berlumpur. Dekat muara sungai juga. Pantainya bisa terlihat dari tambak” yang kami tanami bakau. Tapi, yang namanya menanam pohon di pantai/genangan air tuh ternyata sangat sulit dibandingkan menanam pohon di darat. Penuh perjuangan deh!! Dari tepian tambak anak” bakau dilarutin pakai lanting bambu berukuran kecil. Selain itu, kami pun harus mengoper anak” bakau itu secara manual. Dibawa” melewati galangan lumpur. Capek tapi seru banget!! Menyenangkan banget deh walau harus berkotor” dan berbasah” ria. Gak rugi aku ikutan coz boringku di PPL-an bisa hilang ^.^v Suasana akrab antar anggota IMAHAGI, panitia, dan orang” yang ikut serta kegiatan bakti lingkungan ini pun jadi terasa banget. So, pas kegiatan berakhir, walau capek, tapi bahagia banget. Walau kegiatan itu sempat memakan korban c. Ada yang kakinya luka (lumayan parah), sampai yang tergores” dan terluka kecil (termasuk tangan dan kakiku).

Ada perjumpaan pasti ada perpisahan. Sesampainya di UNNES, istirahat sebentar, dinner, semuanya bersiap pulang ke komisariat/rumah/daerah masing” (T.T). Sedih banget coz kapan lagi yach aku bisa kumpul sama mereka?! Curhat”, ketawa bareng, foto rame”, rapat sambil nyuruh anak” cowok supaya gak merokok, rapat sampai tengah malam (bahkan Subuh), dengar gosip antar anggota cinlok, berorganisasi sambil menambah sahabat dan menambah ilmu dengan fun, …

Aku senang banget masuk IMAHAGI. Walau harus keluarin duit pribadi to pergi ke Yogya, ke Semarang (entah kemana lagi nanti. Semoga aku bisa pergi ke Kupang pas muswil nanti), belum lagi capek selama perjalanan, masuk angin dan maag (penyakit akutku nih!!), semuanya terbayar karena di IMAHAGI aku mendapatkan keluarga baru. Keluarga yang hangat. Semoga IMAHAGI terus seperti ini. Amin.

Hidup mahasiswa!! Hidup Mahasiswa Geografi Indonesia!!

Wednesday, April 9, 2008

Badatang

Di adat Banjar badatang tuh adalah awal dari proses pernikahan. Yach, +- lamaran gitu nah! Yang aku tau sih caranya gini: (ntar di cross check yach kayapa tata cara adat perkawinan Banjar yang sebenarnya! Habis, aku udah lama banget gak ngikutin proses perkawinannya Banjar dari awal hingga akhir) :)
Karena di adat Banjar dan Agama Islam tuh gak ada istilah pacaran, jadi prosesnya kayak ta’aruf. Keluarga si cowok datang ke rumah keluarga si cewek untuk menanyakan apakah si cewek sudah ada yang punya (yach walau sebenarnya mereka tuh pacaran). Kalau belum, baru diajukan lamaran. Kalau diterima, proses selanjutnya a/ membicarakan mahar (termasuk jujuran), hantaran (seserahan), tanggal pernikahan, dll. Setelah semuanya deal, dilakukanlah kegiatan baantar patalian (bahantaran). Ritual berikutnya a/ pra pernikahan seperti bamandi-mandi, batimung, bapacar, bahkan banyak juga yang melakukan batamatan Al-Qur’an. Baru deh nikahan ® walimahan (resepsi perkawinan).
Kok aku bahas tentang ini yap?! Mau merit?! hHe, siapa juga yang gak mau merit.
Aku ngebahas ini gara” pertama, kawan”ku dah pada mau dilamar ® merit!
Sulis cerita habis lulus kul ini (apa sekitaran bulan Juli?!) cowoknya mau badatang biar mereka bisa secepatnya merit. Iwed yang sekarang sudah diwisuda pun (Ko”h dah wisuda lom ya?!) juga mau badatang coz mereka memang sudah lama diberi lampu hijau dari ortu Ko”h to melakukan akad nikah?! Apalagi mereka memang sudah pacaran selama +- 7 tahun. Kabar terbaru, Risa, kawanku satu SMP Agustus ini bakal nikah. Secara, selain sudah jadi sarjana, dia juga sudah kerja, jadi guru di SMPN 24 BJM. Trus aku kapan?! May dech! Maybe next month, maybe next year, asal jangan maybe next day alias tomorrow ^.^v ® hasil guyonan dengan (bu) Iin. Selain belum siap mental, calon aja aku belum punya… :”(
Kedua, gara” aku lagi diurahakan kawananku sama … (gak usah dikasih tau yach namanya. Sebut saja si O). Karena dia gak ada niatan to pacaran (katanya kalau dia suka ma Ce dan sudah merasa ‘siap’, dia maunya langsung badatang), aku jadi gak tahu deh kayapa perasaan dia ke aku. So far, dia baik sama aku. Kami juga akrab. Care? Iya. Apalagi dengar” Mamanya berharap dapatin menantu yang gak jauh (satu daerah) dan aku masuk kriteria banget tuh to syarat yang itu. Secara, kami sama” Urang Pahuluan (kuitan sama” Urang Barabai) dan sama” tinggal di Banjarmasin. Tapi ya itu, apa dia suka sama aku masih jadi tanda tanya besar dan mungkin baru akan terjawab ketika dia badatang. Dia badatang ke rumahku atau badatang ke rumah Ce lain.
Perasaanku sendiri kayapa?! Kalau aku c hepi banget kalau ternyata dia suka sama aku ® badatang ke rumahku coz aku suka sama dia. Walau jujur awal aku suka tuh ya gara” diurahakan bubuhan garabak hanau sama dia (kalau jodoh, thx banget to kalian yang sudah maurahakan kami ^.^v). Apalagi setelah aku tahu kayapa dia (yach walau mungkin tahunya masih sangat sedikit), aku gak ilfil, bisa terima kayapa dia (ini kriteria utamaku dalam milih Co. Kalau ada hal” dari Co yang cepat ulahku ilfil, alamat ke laut aja deh! hHe… ^.^v). Dia tuh kalau kata Orang Jawa bibit, bebet, bobotnya sip dah :)
Soal dia gak mau pacaran selain prinsipnya sudah begitu mungkin karena sesuatu hal yang aku gak mau ambil pusing. Bagiku dapatin Mr. Right gak harus dari proses pacaran dulu. Dengan berkawan/bersahabat terlebih dahulu proses saling mengenal kan juga bisa dilakukan. Bahkan gak perlu pakai jaim dan bisa jadi diri sendiri karena aku tuh tipe orang yang dari hati naik ke mata. Kalau aku ‘klik’, walaupun jelek bakal kusayang banget (tapi si O ni manis loh, hHe…). Aku sendiri sebenarnya pinginnya nikmati ‘indahnya pacaran setelah pernikahan’, kayak di buku Indahnya Pacaran Setelah Pernikahan gitu. Habis, so sweeat banget c :)
Nah, tadi malam tuh lucu banget. Sepulangnya dari Mauludan di asrama Kandangan, kami kan ngumpul di kontrakan (base camp) garabak hanau. Trus Mamaku telpon. So, kesempatan banget to mereka mehapaki si O habis”an. Akhirnya mereka kompak teriak,
“Cil, di sini ada calon minantu pian…!!”
Adingku sorang gen umpatan mahapaki dengan padah, “Handak bapandir kah wan Mama?”
Tapi dia nolak. Dia bilang kalau mau ngomong ntar ngomong langsung aja, gak lewat telpon. Aslinya c mungkin karena dia juga malu. Mana setelah itu adingku bapadah wan Mama, “Ma, inya kada hakun bapandir lewat telpon. Kaina bapandir langsung haja jar wan pian.” Liwar tlak tu pank mahapakinya! Aku c antara malu dan hepi juga dihapaki kaya itu coz berharap ntar dia bujuran badatang ke rumah. Dia kan seangkatan sama aku. Sedang skripsi juga. So, sudah mau lulus ® pulkam juga :)
Yang pasti, karena mereka, karena dia, aku bahagia dan bisa membuang jauh” perasaanku terhadap seseorang yang sudah lama banget ingin kulupakan. Tapi jodoh tetaplah atas kekuasaan Allah SWT. Dari tulang rusuk siapakah aku tercipta, biarlah waktu yang menjawabnya.
Bait” puisi yang pernah kubaca di surat undangan perkawinan dulu rasanya tepat banget to menggambarkan harapan dan doaku selama ini.


Aku berdoa untuk seseorang yang akan menjadi bagian hidupku
Seseorang yang akan jadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan kesempatan
Aku tidak minta seseorang yang sempurna
Tapi aku akan berusaha membuatnya sempurna di mata-Mu.
Berilah aku sebuah hati yang tulus, hingga aku bisa mencintainya dengan cinta-Mu
Bukan hanya mencintainya dengan cintaku.
Beri aku kekuatan agar selalu dapat berdoa untuknya dan jika memang kami
Dipersatukan dalam ikatan pernikahan, kami harap itu karena-Mu.
Maha besar Allah SWT yang menjadikan segala sesuatu menjadi sempurna.

Malang, 6 April 2008

My Unforgettable Holiday

Baru saja aku membuatkan karangan to PR Bahasa Inggris Opex mengenai My Unforgettable Holiday ketika akhirnya aku benar” mendapatkan sebuah unforgettable holiday.
Ceritanya begini:
Sekitar seminggu sebelum kejadian ini, Yongki cerita mau ke Pare, Kediri to ambil sertifikat Bahasa Inggrisnya (MG!! Aku lupa belum ambil sertifikat kursus aplikasi SIG!!). Nah, dia cari kawan biar ada imbaian (barengan) ke sana. Supaya ramai gitu deh daripada dia berdua ma Sindy aja. Habis, rute perjalanan yang harus dilewati kan lumayan. Jadi rasa lebih nyaman kalau pergi ramai”. Pas itu kebetulan ada Hafwan. Dia bilang mau mengkawani Yongki ke sana dan Hafwan mengajakku turut serta. Diriku, kalau diajak jalan” ya lakas (cepat)! Laju pada truk tu pank alias lambat mambawai ja lagi :p Apalagi aku mau tau kayapa suasana Pare coz ada niatan to kursus Bahasa Inggris di sana kalau ada kesempatan (well, belajar Bahasa Inggris itu penting. Selain to pergaulan, juga to pendidikan alias ambil S2 baik di dalam maupun di luar negri!).
Berhubung masih musim hujan, jadi sore itu (Rabu, 19 Maret 2008), kami pergi dengan iringan hujan. Waktu berangkat c sebenarnya sudah teduh. Tapi, baru nyampai Tlogomas, rintik kembali mengguyur Kota Malang-Batu. Sampai di Payung, lumayan deras tuh! Kami sempat melewati daerah yang baru saja diguguri longsor (kecil). Daerah ini memang terkenal rawan longsor, soalnya lapisan tebingnya dari endapan tanah, bukan batuan keras. Di sisi lain jalan, berupa jurang. Jadi kalau gak hati-hati ya siap” adain selamatan 7 hari 7 malam di rumah ^.^v
Wilayah Batu-Pujon-Ngantang tuh terkenal akan suhu udaranya yang dingin. Asli, aku sampai menggigil! Andaikan aku yang bawa motor, pasti sudah oleng. Dan walaupun aku bilang bersedia bawa motor gantian sama Hafwan, melihat keadaanku terkait dengan suhu udara serta relief daerah yang kami lalui, mana dia purun (tega) dan yakin kalau aku bisa menggantikannya (dirimu memang pengertian bro! hHe…). Aku jadi menyayangkan banget gak bisa dengan nyaman menikmati pemandangan yang disajikan sepanjang perjalanan, terutama di daerah waduk Selorejo (jadi ingat sama Danau Bratan). Soalnya, pas lewat situ hujan lagi deras”nya! Beruntung kami menemukan warung bakso di tepi jalan (andaikan cerah, duduk di warung itu saja sudah bisa menyaksikan keindahan waduk Selorejo, hiks!!). Lebih beruntung lagi karena rasa baksonya enak :) Setelah magrib karena hujan gak juga reda, akhirnya kami meneruskan perjalanan biar sampai Pare gak kemalaman. Benar” gak bersahabat deh cuaca hari itu karena sepanjang perjalanan kami diguyur hujan!
Aku sempat tanya ke Hafwan, “Jara kada, Nang?”
Dia jawab, “Kayapa ai. Kada nyaman sudah tajanji lawan Yongki.”
Sepanjang perjalanan itu aku ngerasa c andai berdua aja lewat daerah itu kayaknya gak enak banget! Untungnya malam itu jalanan ramai. So, jalanan yang di kanannya jurang, di kirinya hutan”, gak terasa horornya. Dingin dan basah akibat guyuran hujan pun jadi sedikit terhibur dengan saling menyalip dengan motor, mobil, truk, ataupun bus.
Mulai di sekitar perbatasan Kabupaten Malang-Kabupaten Kediri, beberapa kami harus melewati banjir lokal akibat derasnya hujan yang turun dalam waktu yang lumayan lama. Kami sempat beberapa kali tersiram mobil yang melintas melewati. Tambah basah” deh jadinya :”( Tapi alhamdulillah kami bisa selamat sampai tujuan. Sekitaran masuk waktu isya, kami sampai di kota Kecamatan yang bernama Pare. Kotanya ternyata ramai loh!! Beda banget sama Kalipuro. hHe… (yaiyalah… Oich, apakabar Kalipuro ya?! Kapan aku bisa ke sana lagi…).
Kami ganti baju dan beristirahat sebentar di kostnya Fajar, kawan Yongki dan Sindy ketika kursus di sini). Setelah itu, kami pun diajak nonton ke 21-nya Pare.
Di Pare ada 21?! Keren banget…
hHe…, ternyata 21 di Pare gak kayak 21 Matos atau Duta Mal. Di sini 21-nya Sederhana tapi nyaman. Tempatnya tuh kayak rental VCD, tapi nontonnya di tempat. Di sana sudah disediain box” buat nonton. Kayak di karaokean gitu deh!! Kita juga bisa pesan makan dan minum di sana. Ada nasgor, roti bakar, pisang bakar, susu, kopi, tes, dll deh! Kami pun menyewa satu box untuk nonton bareng. Sesak sih coz boxnya kecil, tapi asik. Apalagi kalau nontonnya sama ayank, hHe… ^.^v Film yang disediakan di sana juga bagus” loh (ntah asli semua atau ada yang bajakan). Baru” lagi! Kalau kami c kemarin nonton monster lochness (lupa judulnya). Cerita tentang Nessie, si mahkluk air yang hidup di danau Skotlandia yang sampai sekarang masih mesteri sebenarnya ada apa gak itu nah. Tapi dengan versi yang agak beda dari mitosnya (mungkin, coz kemarin Q gak nonton sampai habis. Kost cewek kan tutup jam 9, jadi sebelum film habis Q dan Sindy ‘dipulangkan’).
Besoknya kami ngobrol” sama pemilik rumah tempat aku dan Sindy menginap. Beliau a/ salah seorang teacher di lingkungan kursusan English di Pare ini. Namanya Miss Dina. Orangnya baik… banget! Kalau aku kursus di sana ntar, aku mau private sama Miss Dina ah! Habis asik c. tapi hari itu aku rada bosan. Gara”nya Ka Yongki dan Hafwan main bilyard lama banget! Aku sampai bilang ke Hafwan, “Kita ke Pare to main bilyard ya?!”
Andaikan aku bisa main bilyard c gak masalah coz aku bisa ikutan (ternyata itu intinya!!). So, to menghibur diri akhirnya aku missed call Ka Donk”. Akhirnya Ka Donk” telpon dan kami pun mengobrol” ria :) Ka Donk” ketawa” aja waktu aku bilang aku lagi nungguin Ka Yongki dan Hafwan main bilyard. Secara, Ka Donk” pun suka main bilyard.
Sebenarnya c aku pingin bisa main bilyard, tapi Mama gak bolehin aku belajar. Mungkin biar aku gak ketagihan main bilyard. Secara, di bilyard-an kan mayoritas kaum Adam. Aku, jilbaban lagi keluar masuk tempat bilyard, apa kata dunia?! Padahal kalau pingin belajar tinggal bilang abah, pasti diajarin.
Pulangnya, if u guest kami kehujanan lagi, 100 4 u! Barusan keluar dari wilayah Pare, kami kembali diguyur hujan dari tingkat rintik-lebat. Dingin banget lagi!! 2 hari berturut” diguyur hujan sepanjang perjalanan kami gak sakit, itu merupakan hal yang mengagumkan.
Ini bukan pertama kalinya c aku berhujan” ria naik motor sama Co. Sebelumnya pernah sama Aa (waktu SMP, pulang nonton lomba sepak takraw), abah, om Kani, Adit (pulang latihan aikido), mantan ayank (secara, sering jalan berdua), Opex (waktu ke Payung. Beramian c, kada berdua aja, hHe…), tapi dengan Hafwanlah perjalanan berhujan” ria terpanjang selama hidupku! Asli, kami menggigil di motor!! Untung sampai kostan dengan selamat. Untung juga Hafwan kawan perjalanan yang mengasikkan (yaiyalah… Kalau gak, gak bakalan aku sayang sama dia. Sayangnya ya antara Kaka ke adingnya lah… Dia kan sudah punya Ce. Lagipula pantang bagiku merebut Co orang karena aku bisa merasakan sakitnya diduakan/dikhianati oleh orang yang disayang :”(
Andai gak hujan, perjalanan kami pasti mengasikkan. Bisa menikmati pemandangan indah yang disajikan diperjalanan, bisa mampir di waduk Selogiri, mampir di air terjun yang bisa dilihat dari pinggir jalan (kalau gak salah c itu di daerah Pujon), dan sesampainya di muka kostku Hafwan gak akan berucap, “Jara nda.”
So, waktu kuceritain ke Opex perjalanan hujan”an kami, dia lalu bilang, “Kalau gitu istirahat ya biar gak sakit.”