Wednesday, April 9, 2008

Badatang

Di adat Banjar badatang tuh adalah awal dari proses pernikahan. Yach, +- lamaran gitu nah! Yang aku tau sih caranya gini: (ntar di cross check yach kayapa tata cara adat perkawinan Banjar yang sebenarnya! Habis, aku udah lama banget gak ngikutin proses perkawinannya Banjar dari awal hingga akhir) :)
Karena di adat Banjar dan Agama Islam tuh gak ada istilah pacaran, jadi prosesnya kayak ta’aruf. Keluarga si cowok datang ke rumah keluarga si cewek untuk menanyakan apakah si cewek sudah ada yang punya (yach walau sebenarnya mereka tuh pacaran). Kalau belum, baru diajukan lamaran. Kalau diterima, proses selanjutnya a/ membicarakan mahar (termasuk jujuran), hantaran (seserahan), tanggal pernikahan, dll. Setelah semuanya deal, dilakukanlah kegiatan baantar patalian (bahantaran). Ritual berikutnya a/ pra pernikahan seperti bamandi-mandi, batimung, bapacar, bahkan banyak juga yang melakukan batamatan Al-Qur’an. Baru deh nikahan ® walimahan (resepsi perkawinan).
Kok aku bahas tentang ini yap?! Mau merit?! hHe, siapa juga yang gak mau merit.
Aku ngebahas ini gara” pertama, kawan”ku dah pada mau dilamar ® merit!
Sulis cerita habis lulus kul ini (apa sekitaran bulan Juli?!) cowoknya mau badatang biar mereka bisa secepatnya merit. Iwed yang sekarang sudah diwisuda pun (Ko”h dah wisuda lom ya?!) juga mau badatang coz mereka memang sudah lama diberi lampu hijau dari ortu Ko”h to melakukan akad nikah?! Apalagi mereka memang sudah pacaran selama +- 7 tahun. Kabar terbaru, Risa, kawanku satu SMP Agustus ini bakal nikah. Secara, selain sudah jadi sarjana, dia juga sudah kerja, jadi guru di SMPN 24 BJM. Trus aku kapan?! May dech! Maybe next month, maybe next year, asal jangan maybe next day alias tomorrow ^.^v ® hasil guyonan dengan (bu) Iin. Selain belum siap mental, calon aja aku belum punya… :”(
Kedua, gara” aku lagi diurahakan kawananku sama … (gak usah dikasih tau yach namanya. Sebut saja si O). Karena dia gak ada niatan to pacaran (katanya kalau dia suka ma Ce dan sudah merasa ‘siap’, dia maunya langsung badatang), aku jadi gak tahu deh kayapa perasaan dia ke aku. So far, dia baik sama aku. Kami juga akrab. Care? Iya. Apalagi dengar” Mamanya berharap dapatin menantu yang gak jauh (satu daerah) dan aku masuk kriteria banget tuh to syarat yang itu. Secara, kami sama” Urang Pahuluan (kuitan sama” Urang Barabai) dan sama” tinggal di Banjarmasin. Tapi ya itu, apa dia suka sama aku masih jadi tanda tanya besar dan mungkin baru akan terjawab ketika dia badatang. Dia badatang ke rumahku atau badatang ke rumah Ce lain.
Perasaanku sendiri kayapa?! Kalau aku c hepi banget kalau ternyata dia suka sama aku ® badatang ke rumahku coz aku suka sama dia. Walau jujur awal aku suka tuh ya gara” diurahakan bubuhan garabak hanau sama dia (kalau jodoh, thx banget to kalian yang sudah maurahakan kami ^.^v). Apalagi setelah aku tahu kayapa dia (yach walau mungkin tahunya masih sangat sedikit), aku gak ilfil, bisa terima kayapa dia (ini kriteria utamaku dalam milih Co. Kalau ada hal” dari Co yang cepat ulahku ilfil, alamat ke laut aja deh! hHe… ^.^v). Dia tuh kalau kata Orang Jawa bibit, bebet, bobotnya sip dah :)
Soal dia gak mau pacaran selain prinsipnya sudah begitu mungkin karena sesuatu hal yang aku gak mau ambil pusing. Bagiku dapatin Mr. Right gak harus dari proses pacaran dulu. Dengan berkawan/bersahabat terlebih dahulu proses saling mengenal kan juga bisa dilakukan. Bahkan gak perlu pakai jaim dan bisa jadi diri sendiri karena aku tuh tipe orang yang dari hati naik ke mata. Kalau aku ‘klik’, walaupun jelek bakal kusayang banget (tapi si O ni manis loh, hHe…). Aku sendiri sebenarnya pinginnya nikmati ‘indahnya pacaran setelah pernikahan’, kayak di buku Indahnya Pacaran Setelah Pernikahan gitu. Habis, so sweeat banget c :)
Nah, tadi malam tuh lucu banget. Sepulangnya dari Mauludan di asrama Kandangan, kami kan ngumpul di kontrakan (base camp) garabak hanau. Trus Mamaku telpon. So, kesempatan banget to mereka mehapaki si O habis”an. Akhirnya mereka kompak teriak,
“Cil, di sini ada calon minantu pian…!!”
Adingku sorang gen umpatan mahapaki dengan padah, “Handak bapandir kah wan Mama?”
Tapi dia nolak. Dia bilang kalau mau ngomong ntar ngomong langsung aja, gak lewat telpon. Aslinya c mungkin karena dia juga malu. Mana setelah itu adingku bapadah wan Mama, “Ma, inya kada hakun bapandir lewat telpon. Kaina bapandir langsung haja jar wan pian.” Liwar tlak tu pank mahapakinya! Aku c antara malu dan hepi juga dihapaki kaya itu coz berharap ntar dia bujuran badatang ke rumah. Dia kan seangkatan sama aku. Sedang skripsi juga. So, sudah mau lulus ® pulkam juga :)
Yang pasti, karena mereka, karena dia, aku bahagia dan bisa membuang jauh” perasaanku terhadap seseorang yang sudah lama banget ingin kulupakan. Tapi jodoh tetaplah atas kekuasaan Allah SWT. Dari tulang rusuk siapakah aku tercipta, biarlah waktu yang menjawabnya.
Bait” puisi yang pernah kubaca di surat undangan perkawinan dulu rasanya tepat banget to menggambarkan harapan dan doaku selama ini.


Aku berdoa untuk seseorang yang akan menjadi bagian hidupku
Seseorang yang akan jadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan kesempatan
Aku tidak minta seseorang yang sempurna
Tapi aku akan berusaha membuatnya sempurna di mata-Mu.
Berilah aku sebuah hati yang tulus, hingga aku bisa mencintainya dengan cinta-Mu
Bukan hanya mencintainya dengan cintaku.
Beri aku kekuatan agar selalu dapat berdoa untuknya dan jika memang kami
Dipersatukan dalam ikatan pernikahan, kami harap itu karena-Mu.
Maha besar Allah SWT yang menjadikan segala sesuatu menjadi sempurna.

Malang, 6 April 2008

No comments:

Post a Comment