Wednesday, April 9, 2008

My Unforgettable Holiday

Baru saja aku membuatkan karangan to PR Bahasa Inggris Opex mengenai My Unforgettable Holiday ketika akhirnya aku benar” mendapatkan sebuah unforgettable holiday.
Ceritanya begini:
Sekitar seminggu sebelum kejadian ini, Yongki cerita mau ke Pare, Kediri to ambil sertifikat Bahasa Inggrisnya (MG!! Aku lupa belum ambil sertifikat kursus aplikasi SIG!!). Nah, dia cari kawan biar ada imbaian (barengan) ke sana. Supaya ramai gitu deh daripada dia berdua ma Sindy aja. Habis, rute perjalanan yang harus dilewati kan lumayan. Jadi rasa lebih nyaman kalau pergi ramai”. Pas itu kebetulan ada Hafwan. Dia bilang mau mengkawani Yongki ke sana dan Hafwan mengajakku turut serta. Diriku, kalau diajak jalan” ya lakas (cepat)! Laju pada truk tu pank alias lambat mambawai ja lagi :p Apalagi aku mau tau kayapa suasana Pare coz ada niatan to kursus Bahasa Inggris di sana kalau ada kesempatan (well, belajar Bahasa Inggris itu penting. Selain to pergaulan, juga to pendidikan alias ambil S2 baik di dalam maupun di luar negri!).
Berhubung masih musim hujan, jadi sore itu (Rabu, 19 Maret 2008), kami pergi dengan iringan hujan. Waktu berangkat c sebenarnya sudah teduh. Tapi, baru nyampai Tlogomas, rintik kembali mengguyur Kota Malang-Batu. Sampai di Payung, lumayan deras tuh! Kami sempat melewati daerah yang baru saja diguguri longsor (kecil). Daerah ini memang terkenal rawan longsor, soalnya lapisan tebingnya dari endapan tanah, bukan batuan keras. Di sisi lain jalan, berupa jurang. Jadi kalau gak hati-hati ya siap” adain selamatan 7 hari 7 malam di rumah ^.^v
Wilayah Batu-Pujon-Ngantang tuh terkenal akan suhu udaranya yang dingin. Asli, aku sampai menggigil! Andaikan aku yang bawa motor, pasti sudah oleng. Dan walaupun aku bilang bersedia bawa motor gantian sama Hafwan, melihat keadaanku terkait dengan suhu udara serta relief daerah yang kami lalui, mana dia purun (tega) dan yakin kalau aku bisa menggantikannya (dirimu memang pengertian bro! hHe…). Aku jadi menyayangkan banget gak bisa dengan nyaman menikmati pemandangan yang disajikan sepanjang perjalanan, terutama di daerah waduk Selorejo (jadi ingat sama Danau Bratan). Soalnya, pas lewat situ hujan lagi deras”nya! Beruntung kami menemukan warung bakso di tepi jalan (andaikan cerah, duduk di warung itu saja sudah bisa menyaksikan keindahan waduk Selorejo, hiks!!). Lebih beruntung lagi karena rasa baksonya enak :) Setelah magrib karena hujan gak juga reda, akhirnya kami meneruskan perjalanan biar sampai Pare gak kemalaman. Benar” gak bersahabat deh cuaca hari itu karena sepanjang perjalanan kami diguyur hujan!
Aku sempat tanya ke Hafwan, “Jara kada, Nang?”
Dia jawab, “Kayapa ai. Kada nyaman sudah tajanji lawan Yongki.”
Sepanjang perjalanan itu aku ngerasa c andai berdua aja lewat daerah itu kayaknya gak enak banget! Untungnya malam itu jalanan ramai. So, jalanan yang di kanannya jurang, di kirinya hutan”, gak terasa horornya. Dingin dan basah akibat guyuran hujan pun jadi sedikit terhibur dengan saling menyalip dengan motor, mobil, truk, ataupun bus.
Mulai di sekitar perbatasan Kabupaten Malang-Kabupaten Kediri, beberapa kami harus melewati banjir lokal akibat derasnya hujan yang turun dalam waktu yang lumayan lama. Kami sempat beberapa kali tersiram mobil yang melintas melewati. Tambah basah” deh jadinya :”( Tapi alhamdulillah kami bisa selamat sampai tujuan. Sekitaran masuk waktu isya, kami sampai di kota Kecamatan yang bernama Pare. Kotanya ternyata ramai loh!! Beda banget sama Kalipuro. hHe… (yaiyalah… Oich, apakabar Kalipuro ya?! Kapan aku bisa ke sana lagi…).
Kami ganti baju dan beristirahat sebentar di kostnya Fajar, kawan Yongki dan Sindy ketika kursus di sini). Setelah itu, kami pun diajak nonton ke 21-nya Pare.
Di Pare ada 21?! Keren banget…
hHe…, ternyata 21 di Pare gak kayak 21 Matos atau Duta Mal. Di sini 21-nya Sederhana tapi nyaman. Tempatnya tuh kayak rental VCD, tapi nontonnya di tempat. Di sana sudah disediain box” buat nonton. Kayak di karaokean gitu deh!! Kita juga bisa pesan makan dan minum di sana. Ada nasgor, roti bakar, pisang bakar, susu, kopi, tes, dll deh! Kami pun menyewa satu box untuk nonton bareng. Sesak sih coz boxnya kecil, tapi asik. Apalagi kalau nontonnya sama ayank, hHe… ^.^v Film yang disediakan di sana juga bagus” loh (ntah asli semua atau ada yang bajakan). Baru” lagi! Kalau kami c kemarin nonton monster lochness (lupa judulnya). Cerita tentang Nessie, si mahkluk air yang hidup di danau Skotlandia yang sampai sekarang masih mesteri sebenarnya ada apa gak itu nah. Tapi dengan versi yang agak beda dari mitosnya (mungkin, coz kemarin Q gak nonton sampai habis. Kost cewek kan tutup jam 9, jadi sebelum film habis Q dan Sindy ‘dipulangkan’).
Besoknya kami ngobrol” sama pemilik rumah tempat aku dan Sindy menginap. Beliau a/ salah seorang teacher di lingkungan kursusan English di Pare ini. Namanya Miss Dina. Orangnya baik… banget! Kalau aku kursus di sana ntar, aku mau private sama Miss Dina ah! Habis asik c. tapi hari itu aku rada bosan. Gara”nya Ka Yongki dan Hafwan main bilyard lama banget! Aku sampai bilang ke Hafwan, “Kita ke Pare to main bilyard ya?!”
Andaikan aku bisa main bilyard c gak masalah coz aku bisa ikutan (ternyata itu intinya!!). So, to menghibur diri akhirnya aku missed call Ka Donk”. Akhirnya Ka Donk” telpon dan kami pun mengobrol” ria :) Ka Donk” ketawa” aja waktu aku bilang aku lagi nungguin Ka Yongki dan Hafwan main bilyard. Secara, Ka Donk” pun suka main bilyard.
Sebenarnya c aku pingin bisa main bilyard, tapi Mama gak bolehin aku belajar. Mungkin biar aku gak ketagihan main bilyard. Secara, di bilyard-an kan mayoritas kaum Adam. Aku, jilbaban lagi keluar masuk tempat bilyard, apa kata dunia?! Padahal kalau pingin belajar tinggal bilang abah, pasti diajarin.
Pulangnya, if u guest kami kehujanan lagi, 100 4 u! Barusan keluar dari wilayah Pare, kami kembali diguyur hujan dari tingkat rintik-lebat. Dingin banget lagi!! 2 hari berturut” diguyur hujan sepanjang perjalanan kami gak sakit, itu merupakan hal yang mengagumkan.
Ini bukan pertama kalinya c aku berhujan” ria naik motor sama Co. Sebelumnya pernah sama Aa (waktu SMP, pulang nonton lomba sepak takraw), abah, om Kani, Adit (pulang latihan aikido), mantan ayank (secara, sering jalan berdua), Opex (waktu ke Payung. Beramian c, kada berdua aja, hHe…), tapi dengan Hafwanlah perjalanan berhujan” ria terpanjang selama hidupku! Asli, kami menggigil di motor!! Untung sampai kostan dengan selamat. Untung juga Hafwan kawan perjalanan yang mengasikkan (yaiyalah… Kalau gak, gak bakalan aku sayang sama dia. Sayangnya ya antara Kaka ke adingnya lah… Dia kan sudah punya Ce. Lagipula pantang bagiku merebut Co orang karena aku bisa merasakan sakitnya diduakan/dikhianati oleh orang yang disayang :”(
Andai gak hujan, perjalanan kami pasti mengasikkan. Bisa menikmati pemandangan indah yang disajikan diperjalanan, bisa mampir di waduk Selogiri, mampir di air terjun yang bisa dilihat dari pinggir jalan (kalau gak salah c itu di daerah Pujon), dan sesampainya di muka kostku Hafwan gak akan berucap, “Jara nda.”
So, waktu kuceritain ke Opex perjalanan hujan”an kami, dia lalu bilang, “Kalau gitu istirahat ya biar gak sakit.”

1 comment:

  1. aduh :D

    kasian nya, kehujanan terus2an

    btw, ngeri juga ya naek motor, hujan deras, daerah dingin, mana jalan berkelok2.

    aku pernah 2 x mengalami hal serupa. yg pertama waktu pulang dr rekreasi ke selorejo, yang kedua waktu ke cangar, pulang lewat pandaan. hampir 4 jam nonstop diguyur hujan.

    hihi

    ReplyDelete