Friday, April 4, 2014

Angsana Beach Clean Up

Long weekend. Kalau lihat tanggal merah berjejer langsung deh mikir liburan beberapa hari akan di rumah saja (baca novel, bersih-bersih, berkebun, doing nothing) atau pergi ke suatu tempat. Awalnya sih mau liburan ke Barabai (ceritanya si wali kelas pulang kampung sekalian ngajakin siswa-siswanya satu kelas berwisata). Tapi apa mau dikata, uang yang ditabung sedikit demi sedikit eh diambil sampai habis sama mereka entah untuk keperluan apa (semoga untuk bayar tunggakan sekolah). Galau. Ini dia tak enaknya tidak punya teman untuk ngebolang rame-rame atau berdua saja. Kalau pergi sendirian, bingung mau kemana karena bakalan terlihat seperti orang hilang.

Sebenarnya aku tahu kalau pendaftaran untuk ikut kegiatan Angsana Beach Clean Up sudah ditutup Selasa (25/3) kemarin. Tapi dicoba saja, siapa tahu masih ada seat kosong. Rezekiku kali ya…, siangnya aku di telepon Al yang mengabarkan bahwa ada peserta yang batal ikut sehingga ada seat kosong. Horaaayyyy… Angsana, aku datang!!!

Pantai Angsana, Kab. Tanah Bumbu


Sabtu, 30 Maret 2014
Pagi itu rombongan dari Banjarmasin berkumpul di depan RSUD Ulin untuk berangkat bersama naik ELF. Selain kami, ada juga peserta Angsana Beach Clean Up yang pergi dengan transportasi lainnya baik rame-rame, berdua atau sendirian. Menariknya, peserta kegiatan ini tidak hanya berasal dari Banjarmasin. Ada yang dari Banjarbaru, Kandangan, Balangan, Pelaihari, Kuala Kapuas, Batulicin, juga Bandung dan Magelang. Keren!! Kalau teman-teman dari luar Kalimantan Selatan saja peduli, jangan sampai kita malah jadi penyebab kerusakan lingkungan obyek wisata di banua kita sendiri.
Berangkat jam delapan pagi, kami sampai di pantai Angsana pada pukul satu siang. Pantai Angsana terletak di desa Angsana, 192 Kilometer dari Banjarmasin. Untuk menuju pantai, kita akan menyusuri jalan perkebunan kelapa sawit sepanjang ± 9,5 Kilometer dengan kondisi jalan yang cukup bagus.




Seperti pantai di selatan Pulau Kalimantan lainnya, pantai Angsana berelief dangkal. Enak buat main air karena tak perlu kuatir diterjang ombak besar dari Laut Jawa yang akan tiba-tiba datang. Breaker zone-nya jauh. Jadi entah dimana gulungan ombak yang bergantian datang menerpa itu terbentuk. Di kejauhan terlihat bagang-bagang* milik nelayan berdiri dengan gagahnya. Airnya tidak secoklat pantai Takisung atau Batakan karena memang tidak banyak sungai yang bermuara disana. Sungai kecil yang terlihat olehku saat itu juga kering sebelum bertemu dengan bibir muaranya.


Bersih. Indah. Ombaknya pun bergulung dengan ramah dan tenang. Pemandangan itu sepintas bisa terlihat di pantai yang sekarang jadi obyek wisata primadona Provinsi Kalimantan Selatan. Tapi kalau diperhatikan dengan seksama, sampah berserakan dimana-mana. Plastik berisi tomat-nya pentol, gelas-gelas plastik air mineral, bungkus rokok, bungkusan nasi bungkus, bahkan popok bayi! Miris. Kepopulerannya justru mendegradasi pantai yang juga terkenal dengan keberadaan terumbu karangnya. Tak salah jika South Borneo Travellers mengadakan kegiatan Angsana Beach Clean Up demi menyelamatkan pantai ini.






Malamnya, seluruh peserta berkumpul di posko untuk penyuluhan tentang terumbu karang. Penyuluhan ini penting agar masyarakat dan wisatawan turut menjaga kelestariannya. Meskipun sambil terkantuk-kantuk (efek obat yang aku minum karena terserang alergi), aku berhasil  mengikuti kegiatan sampai selesai tanpa tertidur (tekilip iya! :p). Kegiatan malam itu ditutup dengan pengumpulan tanda tangan para peserta kegiatan Angsana Beach Clean Up sebagai aksi nyata lainnya terhadap kepedulian dalam menjaga pantai Angsana khususnya dan lingkungan pada umumnya.



Jika berniat bermalam di Pantai Angsana para pengunjung tidak perlu kuatir. Ada beragam alternatif penginapan bisa dipilih. Ada resort/hotel (kurang tahu apa jenis penginapannya) yang tentunya dilengkapi kamar mandi dalam, terdapat juga penginapan sejenis bedakan yang disiapkan oleh warga, tenda, atau seperti kami yang malam itu tidur dengan menggelar tikar di pendopo yang terletak tak jauh dari areal parkiran. Tapi, banyaknya wisatawan yang saat itu datang silih berganti membuat stok air untuk melakukan kegiatan MCK cukup sulit didapat meski toilet umum banyak disediakan oleh penduduk di sekitar pantai (mandi bayar Rp 5.000, BAB bayar Rp 3.000, buang air kecil/ganti pakaian Rp 2.000).

Minggu, 31 Maret 2014
Berkunjung ke Pantai Angsana tidak lengkap jika tidak melihat keindahan bawah lautnya. Meskipun tidak bisa berenang, aku tak kalah bersemangat untuk ikut snorkeling demi melihat terumbu karang dan nemo (clown fish) yang selama ini hanya kulihat di televisi. Untung ada teman yang sama-sama tidak bisa berenang dan pertama kali snorkeling. Jadi di laut nanti kami bisa belajar snorkeling (dan kelelep) bersama. Hahaha…
Banyaknya wisatawan yang ingin menikmati bawah laut Pantai Angsana menyulitkan kami untuk mendapatkan akomodasi ke spot snorkeling. Panitia tak kehabisan akal. Kami di drop ke Pantai Bunati yang terletak tidak jauh dari Pantai Angsana. Disana lah kami menyewa kapal dan alat untuk snorkeling. Bahkan, kami bisa menikmati keindahan bawah laut Angsana tanpa dibatasi waktu. Kami boleh snorkeling sepuasnya!! Seru kan…





Ini pertama kalinya aku snorkeling. Meski cukup kesulitan membiasakan diri menggunakan snorkel, aku berhasil melihat terumbu karang, nemo, dan biota laut lainnya. Awesome! Jadi pingin snorkeling lagi di Angsana dan di tempat lainnya juga. Hehehe…
Foto-foto underwater ini hasil jepretan teman-teman South Borneo Travellers



Kegiatan Angsana Beach Clean Up ditutup di siang hari dengan penyerahan beberapa tong sampah donasi dari Disporbudpar Prov. Kalimantan Selatan dan SMK Sandhy Putra Telkom dan tentunya foto-foto bersama. Bagian lain yang menyenangkan dari kegiatan ini adalah meskipun para peserta telah kembali ke aktivitas masing-masing, silaturahim yang terbentuk tetap berlangsung. Jadi, Angsana Beach Clean Up tidak hanya menjadi ajang kepedulian terhadap lingkungan tapi juga untuk menambah persahabatan. Semoga Angsana Beach Clean Up tidak perlu lagi diadakan dalam artian pantai Angsana kembali menjadi pantai yang bersih, indah, dan menyenangkan untuk didatangi.
  
*bagang = tempat penangkapan ikan, umumnya berupa pondok-pondok di tengah laut dengan bentangan jaring di bawahnya.