Friday, July 5, 2013

Lombok Day 2

Lombok! Gak bosan rasanya pergi ke pulau yang satu ini. Banyak view menarik hati yang bisa dilihat dan didatangi dengan mudah. Ingin rasanya liburan di Lombok kali ini diisi dengan petualangan ala bocah petualang. Tapi... karena perginya dengan krucil-krucil, terutama Putri dan adikknya, si Asyifa yang ikut berlibur bersamaku dari Banjarmasin, keinginan menjadi bolang harus diurungkan. Repot pastinya mengajak serta kedua anak itu untuk hiking, trekking, panas-panasan pula! Semoga pas ke Lombok untuk ketiga kalinya nanti hal yang gak bisa kulakukan di trip to Lombok kali pertama dan kedua bisa kuwujudkan. Aamiin.



Kali ini bersama Inggit dan bayinya (Umar), Inggar, Hammad, Sofia dan Atiya, dan pastinya Mbak Umi, Putri, dan Asyifa, kami pergi ke pantai Krandangan di daerah Senggigi. Pantainya yang berair jernih (emang di Lombok ada pantai yang airnya keruh kayak di selatan Kalsel kah?!) dan sepi membuat kami leluasa bermain air dan mengabadikan keindahannya dalam bentuk jepretan kamera. Anak-anak juga aman berenang karena terdapat karang yang menghalangi debur ombak besar langsung menerpa bibir pantai.
Sambil menikmati pemandangan dan angin pantai Krandangan, kami pun tak lupa menikmati lezatnya salah satu makanan khas Lombok yaitu sate bulayak. Nyamm... nikmat!!


Tak cukup hanya menikmati keindahan pantai Krandangan, kami melanjutkan ke obyek berikutnya yaitu Bukit Malimbu. Bukit Malimbu sering dijadikan wisatawan sebagai tempat berfoto. Dari sana, kita bisa melihat pemandangan laut lepas, pesisir pulau Lombok, tiga gili (Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno), bahkan Gunung Agung yang berada di seberang (Pulau Bali).


Destinasi terakhir kami hari ini adalah Taman Narmada. Taman Narmada terletak di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Tengah. Taman ini terletak sekitar 10 km di timur kota Mataram dan memiliki luas keseluruhan sekitar 2 hektar.
Menurut catatan sejarah, Taman Narmada dibangun tahun 1727 oleh Raja Mataram Lombok, yakni Anak Agung Ngurah Karangasem. Pemilihan nama Narmada juga tidak lepas dari agama Hindu yang dianut oleh raja dan rakyat pada masa itu. Narmada diambil dari kata Narmadanadi, nama sebuah anak Sungai Gangga di India yang dianggap suci oleh umat Hindu.
Dulu, taman ini digunakan sebagai tempat upacara Pakelem yang diadakan pada bulan Oktober-November. Selain tempat upacara, Taman Narmada juga digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga raja pada musim kemarau. Uniknya, desain Taman Narmada ini merupakan replika dari Gunung Rinjani, gunung tertinggi di Pulau Lombok, di mana puncak Gunung Rinjani di Taman Narmada direfleksikan dengan keberadaan Pura Kelasa di puncak, kemudian kolamnya ibarat Danau Segara Anak.

 Hal menarik yang bisa dilihat di Taman Narmada ini adalah sebuah bangunan yang disebut Balai Petirtaan yang sumber airnya berasal dari Gunung Rinjani dan merupakan pertemuan antara tiga sumber mata air, yaitu Lingsar, Suranadi, dan Narmada. Karena mata airnya berasal dari Gunung Rinjani dan tempat pertemuan tiga sumber mata air, maka air yang ada di Balai Petirtaan dipercaya dapat menjadikan orang yang meminum dan membasuh mukanya dengan air yang ada disana akan awet muda. Hmm.. jadi ingat dengan mata air yang ada di candi Jolotundo, Seloliman, Mojokerto, Jawa Timur yang dipercaya memiliki khasiat yang sama.

Hari sudah sore dan anak-anak terlihat sudah sangat lelah (tante dan bunda-bundanya juga!). Kami pun kembali ke rumah yang berada di Desa Sedayu, Kediri, untuk beristirahat, recharge tenaga untuk berwisata di keesokan harinya.