Wednesday, December 7, 2011

MGMP Geography Banjarmasin Trip to Pulau Kaget

Sudah lama aku ingin berkunjung ke Pulau Kaget. Akhirnya, Rabu (23/11) kemarin aku bersama beberapa kawan di MGMP Geografi Banjarmasin sampai juga ke pulau itu. Tidak mampir sih, hanya mengelilingi pulau menggunakan kelotok (perahu bermotor) karena di pulau itu memang sengaja tidak dibuatkan dermaga untuk kelotok bersandar.
Pulau Kaget tidak sepopuler Pulau Kembang yang letaknya tidak begitu jauh dari pasar terapung Kuin. Padahal, Pulau Kaget merupakan habitat bekantan (Nasalis larvatus), monyet berhidung panjang yang menjadi maskot Provinsi Kalimantan Selatan. Mungkin karena jaraknya yang cukup jauh, sekitar 1,5 jam perjalanan naik klotok dari pusat Kota Banjarmasin. Jadi, cukup banyak yang tidak mengenal pulau ini.

Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 788/Kptsum11/1976, Pulau Kaget ditetapkan sebagai kawasan cagar alam. Dalam perkembangannya, kawasan ini mengalami degradasi dengan matinya seluruh pohon rambai sebagai pakan utama bekantan sehingga dilakukan rehabilitasi kawasan. Oleh karena itu, maka kawasan Pulau Kaget dirubah fungsi menjadi Suaka Margasatwa pada 27 September 1999.

Pulau yang terletak dekat muara Sungai Barito ini memiliki flora dan fauna khas hutan mangrove, seperti rambai (Sonneratia caseolaris), nipah (Nypa fructicans), bakung (Crinum asiaticum), jeruju (Acanthus ilicifolius), juga habitat bagi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), elang laut perut putih (Heliaetus leucogaster), elang bondol (Haliastur indus), serta raja udang biru (Halycon chloris). Pulau Kaget sendiri merupakan sebuah delta yang terletak di tengah-tengah Sungai Barito dan masuk ke dalam wilayah Kecamatan Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala.



Ada yang bilang cukup sulit menemukan sekawanan bekantan jika hanya menyisir pulau itu dari sungai. Apalagi, bekantan terkenal pemalu jika bertemu dengan manusia. Mereka akan memilih lari dan bersembunyi. Berbeda dengan para monyet yang justru ingin terlihat eksis jika bertemu dengan manusia. Alhamdulillah, kami beruntung. Ada sekelompok bekantan berjumlah sekitar sepuluh ekor sedang bermain dengan riang terlihat dari tepian. Sayangnya, karena hanya bermodal kamera saku, kami tidak berhasil mendapatkan foto yang bagus dan jelas karena jarak kawanan bekantan dari kelotok memang cukup jauh.

“Tidak dapat dipastikan berapa jumlah populasi bekantan di Pulau Kaget saat ini karena tidak ada yang melakukan perhitungan populasi bekantan”, kata salah satu kepala desa (aku lupa namanya) yang aku tanyai ketika kami singgah di Kecamatan Tabunganen. Jumlah kasar populasi bekantan yang ada berkisar (lupa nyatat! Seratus apa lima ratus ekor, ya?! Heee…..). Areal Pulau Kaget pun masih banyak yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Jika terus dibiarkan, hal ini akan mengganggu kehidupan para satwa endemik Kalimantan yang berstatus diambang kepunahan ini.
Semoga habitat bekantan di Pulau Kaget juga daerah lainnya di Kalimantan dapat terus terjaga sehingga aku dapat melihat mereka kembali, begitu juga anak cucu dan generasi kita berikutnya, masih dapat melihat kawanan bekantan sedang bermain dengan gembira di habitat aslinya.

Bacaan:
- Bekantan
- B E K A N T A N (Nasalis larvatus)
- Ekspedisi Pulau Kaget 2008

1 comment:

  1. Wah, aku belum pernah ke Pulau Kaget. Sayang, informasi tentang pulau ini tidak sebanyak tentang Pulau Kembang.

    ReplyDelete