Friday, November 21, 2008

Chatting

Aisha memang cewek yang gila chatting. Setiap ngenet, dia pasti chatting. Ntah pakai YM, MIRC, skype, google chat, atau apalah yang bisa dipakai buat chatting! Nah, setelah sukses dengan penelitiannya mengenai kehidupan para gay untuk tugas psikologi abnormalnya, untuk tugas akhir metodelogi penelitian, dengan mantap Aisha menyatakan ingin meneliti mengenai para pengguna cyber sex yang menggunakan jalur MIRC.

Apa yang menyebabkan Aisha berniat melakukan penelitian mengenai hal yang extrem ini? Alasannya adalah dia sering banget diajakin bercyber sex sama kawan chatnya. Ada yang to the point ngajakin, ada juga yang kayak udang di balik bakwan, malu-malu kucing. Pertama bilang cari kawan ngobrol, ternyata ujung-ujungnya ngajakin ML.
Amelia dan Sindy sempat mengungkapkan rasa heran mereka. Mereka bahkan menyuruhnya berkali-kali mempertimbangkan hal ini.
“Sha, kamu yakin? Sebaiknya jangan deh.”
“Sha, aku sendiri akan mempertimbangkan masak-masak kalau ingin melakukan penelitian ini. Apalagi kamu? Gak pantas! Gak cocok. Kamu pasti akan menemukan hal-hal gak kamu kira sebelumnya,” Amelia sangat serius mengingatkan Aisha perihal ini.
“Gals, aku tuh calon psikolog. Bagiku ini tantangan. Mengetahui kenapa mereka melakukannya, seberapa sering, apa untungnya, sebanyak informasi yang bisa kudapatkan deh.”
Aisha kalau sudah berniat memang gak bisa dicegah. Kalau dia ingin es krim ya dia akan beli atau minta dibeliin es krim. Begitu juga kalau dia ingin mentraktir Amelia dan Aisha makan. Maka mereka akan pergi ke warung, pujasera, kafe, atau rumah makan yang menyediakan makanan empat sehat lima sempurna.
Tapi yang namanya Aisha tetaplah Aisha. Dia gak mau meladeni ajakan seperti itu jika sedang chat sendirian. Cewek ‘jilbaber’ seperti Aisha termasuk ’keren’ berniat meneliti hal seperti ini. Oleh karena itu, harus ada Amelia atau Sindy atau kedua di sampingnya. Selain biar ada yang membantunya membalas godaan birahi lawan mainnya (soalnya, loadingnya untuk hal yang satu ini kayak pentium 1), biar ada kawan buat ketawa juga menanggapi birahi via dunia maya ini.
Seperti yang mereka lakukan saat ini. Berhubung internetan di rumah sekarang sudah gak semahal dulu, mereka pun jadi jarang ke warnet. Apalagi kalau di rumah bisa sambil nyemil dan menghangatkan diri dalam selimut tebal.

Hello girl, wanna having sex with me?!
with me?
why u choose me?
coz i want u
ur soo egoist
yeah
i want u. So, u must be my mine
well, let me see
i love u
are we must say that word b4 ML?
i think yes
well
?
slow down baby
i’m try

Amelia senyam-senyum. Dia merebut keyboard dan menulis balasan.

memangnya sudah kebelet?!
gitu deh…
gak mau tanya dulu siapa namaku?
oh iya, lupa
habis kebelet sih :p
alya
km?
bondan
kul/skul?
kul
km?
kul
ok…
?!
km mbayangkan Q ce seperti apa?
cewek a/ cewek
semua cewek sempurna di mataku
i love it
i wanna kiss ur lip
hug me

Yang terakhir itu Sindy yang menulis.

may i?
what?
open ur dress
i’m yours

Excellent. Gak nyangka Aisha bisa menuliskan kata-kata yang terakhir itu. Amelia dan Sindy takjub sejenak melihatnya.
Mereka merapatkan selimut karena malam semakin larut dan dingin semakin menggigit tulang. Jangankan chatting di malam hari (dingin pula!), di siang hari saja ada banyak yang nafsu untuk melakukan cyber sex.
Well, kisah selanjutnya sebaiknya disensor. Yang pasti, chatting dengan si co_genit tadi berlangsung sekitar 30 menit. Entah di seberang sana dia benar-benar menghayatinya atau sama seperti mereka, menuliskan kata-kata menggoda sambil tertawa cekikikan. Satu persatu dari mereka menanggapi hasil chatting tadi.
“Ternyata hari gini ada juga yang bercyber sex sesopan itu,” Aisha yang pertama memberikan komentartar.
“May I open your dress?” Amelia mengucapkan kata-kata itu dengan penuh penghayatan.
“May I open my pants now?” kali ini Sindy yang mengucapkan. Mereka bertiga kembali tertawa cekikikan.
Aisha kini duduk manis bersama Amelia di depan komputernya. Chatting. Sindy gak ikutan karena sedang pergi dengan Randy.

hi cewek, aku boleh kenal kamu lebih jauh?
boleh
asl plz
rambut kamu sepanjang apa?
sebahu
asl plz
rambut kamu hitam banget, sehat lagi
mmm, harum…
kamu pakai sampo mahal ya jadi rambut kamu seindah ini?

“Ini cowok, pengkhayal tingkat tinggi rupanya,” Amelia berkomentar.

masih single?
absolutely yes
masih virgin?
mau jawaban jujur atau bohongan
gak masalah tuk aku
well, udah lama gak tuh
sudah lama juga gak…
gak apa?
masa gak tau?
apa?

“Oon atau pura-pura oon sih cowok ini?! Atau kita salah tanggap?! Mengira dia mau bercyber sex padahal ngegombal doank?!”

aku gtg aja deh
eh, jangan…
memangnya kamu gak pingin?
pingin apa?
katanya sudah lama gak…
gak apa?
cewek manis kayak kamu pasti hebat di atas ranjang ;)
(mulai ngeres)
sayangnya kita sedang gak di atas ranjang :p
(tersenyum nakal)
jadi…
name plz…
asl plz…
aku gak mau ML sm orang yg minimal gak aku tau nama n asl-nya
chatc me if u can ;)

Cukup lama mereka menunggu. Mungkin cowok ini ilfil karena mereka terlalu banyak tingkah. Tapi ternyata…

sori lama
tadi ada telepon masuk
Roy
25 mlg

Mereka tersenyum senang. Chatting pun berlanjut.

Aisha sudah mendapatkan beberapa responden dari beberapa kali chatting. Diantaranya bahkan ada yang sempat ketemu lagi beberapa kali. Ada yang setiap ketemu ngajakin ML, ada juga yang kadang ngajakin ngobrol doang.
Hari ini Aisha berniat mengakhiri penelitiannya. Dengan bahan yang sudah terkumpul, dia merasa penelitiannya sudah cukup untuk menyelesaikan tugas akhir Metode Penelitian yang sebenarnya masih lama dikumpulkan. Amelia dan Sindy sedang kursus aplikasi SIG. Karena kesepian, kali ini dia nekat chatting sendirian.
Baru saja on line sudah ada yang menyapanya.

hi girl, udah lama gak ketemu
masih ingat aku?

“Tentu saja aku gak lupa sama cowok sesopan kamu,” Aisha membatin. Dia tersenyum sendiri mengingat chatting pertama mereka. Andai Amelia dan Sindy ada di sini, mereka pasti bersemangat sekali untuk menggodanya.

kemana saja c kamu?
kangen

Puff, ternyata Amelia dan Sindy telah memberikan pengaruh buruk dengan menjadikan cewek alim kayak Aisha menjadi genit dan sok manja.

sori yang, sibuk
untung sekali OL ketemu kamu lg
i miss u too

“Olala….”

ngenet dimana ni?
ranjang
pantas…
?!
aku langsung horny
oich

Muncul gambar dari seberang sana. Rupanya co_genit kali ini menggunakan web cam.

hey, what r u doin’ honey?!

Aisha shock, kaget, stres. Bukannya mengarahkan web cam ke wajah, co_genit malah meletakkan web cam gak jauh dari pangkuannya. Dia refleks mematikan komputer karena co_genit dengan cepat membuka resleting dan memperlihatkan ‘adik kecilnya’.
”Astagfirullah hal’azim. Ya Allah, apa selama ini aku telah melakukan hal yang sangat fatal?!” air mata Aisha mengalir di wajahnya. Secepatnya dia mengambil wudhu lalu melakukan shalat tobat.
Aisha benar-benar shock, kaget, dan stres. Dia gak menyangka hal itu akan terjadi tadi. Sebelumnya, gak ada satupun respondennya yang melakukan hal itu. Apalagi dia memang belum pernah melihat yang begituan.
Aisha jadi sering diam dan melamun. Walau melamun, dari mulutnya sering keluar lantunan dzikir. Amelia dan Sindy jadi bingung dan khawatir. Apalagi tugas akhir metode penelitiannya yang hampir selesai gak disentuhnya sama sekali. Ini bukan Aisha, cewek alim yang cantik, tekun, dan jenius yang mereka kenal. Mereka jadi berpikir Aisha sedang depresi atau mulai mengidap gangguan kejiwaan.
“Sha…,”
Aisha menangis. Dia lalu menceritakan kisah chattingnya dengan co_genit.
“Han, napa tia ja ku (tuh kan, apa aku bilang),” mendengarnya, Sindy langsung memelototi Amelia yang hampir ketawa ngakak. “Sori.”
“Gak apa. Kamu benar. Seharusnya aku mendengarkan kalian. Aku…,” Aisha kembali menangis.
“Sha, kami juga nangis melihat ‘adik kecilnya’ cowok yang bukan suami kami. Tapi kamu jangan kayak ini terus dong. Kalau mau, kita nangis bersama saja.”
“Maksudnya?”
“Kemarin sore sepulang kuliah, kami ngenet di area hotspot MIPA. Selain kami, ada sepasang kekasih yang juga lagi ngenet. Tiba-tiba saja muncul seorang bapak di hadapan kami. Kami gak tahu dia siapa. Mungkin orang kampung yang masuk ke area kampus. Yang pasti, bapak itu pengidap parafilia1,” air muka Sindy menunjukkan rasa shock yang gak kalah besar dengan Aisha.
“Saat itu dia hanya memakai sarung. Lalu dia melakukan aksi ekshibisionisme2 di hadapan kami. Kami teriak, menutup laptop, lalu pergi dari sana. Sepasang kekasih itu juga. Gak nyangka aku bakal jadi korbannya!”
Mereka kemudian terdiam lama sebelum akhirnya Aisha bersuara.
“Sekarang baiknya bagaimana? Aku selesaikan penelitian cyber sex, membuat tugas akhir dengan masalah yang lebih wajar, atau meneliti ekshibisionisme yang sempat menimpa kalian?”
“Kamu tuh ya Sha, gak jera-jera juga!”
“Bukankah hal gila sudah sering menimpa kita?! Lagian aku belajar ini dari kalian kok,” Aisha kini mulai bisa tertawa lagi.
“Bagaimana kalau kita beli es krim. Sambil menunggu hal gila berikutnya yang akan menimpa kita?!”
“Setuju!” gak lama kemudian mereka terlihat dengan lahap menyantap sekotak es krim yang dibeli di toko gak jauh dari kontrakan.

No comments:

Post a Comment