Saturday, January 19, 2008

tanpa judul

Ketika telah lama tak kau sapa lagi relung hatiku
Apakah tak sedikit pun engkau merindukanku duhai kekasih?
Atau benarkah bisikan angin yang berkata
Aku tak lagi bermakna bagimu?
Jiwaku haus akan rayuanmu
Ragaku kosong tanpa belaianmu
Dan haruskah aku mengiri pada setiap insan
Yang tengah berkasih-kasihan di setiap mataku memandang alam?
Duhai kekasih,
Aku harap takdir akan berpihak kepadaku
Menjadikan engkau pasangan bagi jiwaku
Banjarmasin, Desember 2007


Akan kutuangkan kemana kerinduanku ini wahai kekasih?

Pada semilir angin di padang rumput?
Atau debur ombak yang bergulung-gulung di samudra luas?
Adakah yang bisa sampaikan cinta yang tak lagi dapat dibendung ini?
Atau biarkan dia hanyut terbawa waktu?
Terkubur pilu?
Banjarmasin, Januari 2008

Nah, kalau puisi di bawah ini aku dapat dari sebuah undangan perkawinan beberapa waktu lalu. So sweet banget isinya. Lebih berupa doa malah. Sayang gak ada nama penulisnya. So, sori kalau aku gak izin dulu memasukkan puisi ini ke blogku ^.^v

Aku berdoa untuk seseorang yang akan menjadi bagian hidupku
Seseorang yang akan jadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan kesempatan
Aku tidak minta seseorang yang sempurna
Tapi aku akan berusaha membuatnya sempurna di mata-Mu.
Berilah aku sebuah hati yang tulus, hingga aku bisa mencintainya dengan cinta-Mu
Bukan hanya mencintainya dengan cintaku.
Beri aku kekuatan agar selalu dapat berdoa untuknya dan jika memang kami
Dipersatukan dalam ikatan pernikahan, kami harap itu karena-Mu.
Maha besar Allah SWT yang menjadikan segala sesuatu menjadi sempurna.

No comments:

Post a Comment