Wednesday, August 26, 2009

Merdunya Suara Imam (^.^v)

Melanjutkan kisah warna-warninya tarawih yang kujalani di Ramadhan tahun ini.

Tarawih tadi malam tuh agak beda. Yang biasanya di mesjid itu tarawih rakaatnya 4-4, sebelum sholat si imam bilang tarawih kali itu rakaatnya 2x4. Jamaah yang udah tahunan, belasan, bahkan mungkin puluhan tahun sholat tarawih di sana jadi kagok deh. Termasuk aku. Padahal, beda tempat yang kuhampiri untuk tarawih juga beda tatacaranya. Ada yang 21 rakaat (2-2 trus witir terakhir 1 rakaat) dengan kecepatan ekstra, 11 rakaat yang bilangannya 2-2 trus witir terakhir 1 rakaat dengan kecepatan lumayan, dan 11 rakaat yang bilangannya 4-4-3 dengan kecepatan sedang. Tapi, tarawihnya nikmat euy! Suara imamnya merdu. Udah berasa sih sejak sholat Isya coz imamnya sama. Jadi, walau surah yang dibacakan si imam aku gak hapal, tetap bisa menghayati ayat-ayat yang dia bacakan. Tambah khidmat ketika dia membacakan surah yang aku bisa (walau gak hapal). Nah, pas dia naik mimbar untuk ceramah, Subhanallah. Ternyata gak cuma suaranya yang merdu, orangnya juga cakep. Masih muda pula! (udah nikah apa belum ya?! ^.^v).

Ah, aku selalu ngiri dengan orang-orang yang selain pintar ngaji, suaranya merdu pula! Di Duta TV sering kan kalau habis adzan magrib diputar tayangan anak kecil ngaji (lupa namanya!). Aku suka banget ngikutin dia ngaji sambil melototin teks ayatnya (soalnya tulisannya rada gak jelas). Aku juga ngiri banget dengan seorang sahabatku, kawan sebangku ketika kelas 1-2 SMA. Kalau dia mengaji, aku selalu pasang telinga baik-baik untuk mendengarkannya. Sahabatku itu memang sudah terkenal sebagai qoriah sejak kecil. Matching dengan hari lahirnya, 17 Ramadhan, nuzulul Quran. Jadi hepi banget kala SMA, kalau dia dapat job dari sekolahan untuk ngaji, dia pingin aku yang jadi partnernya. Dia jadi qoriah, aku jadi saritilawahnya. Aku tambah iri ketika dia bilang dia sedang belajar menghapal Qur’an. Udah dapat separuh lebih sekarang! Trus, salah seorang ading (ketemu gedeku) karena ‘tersesat ke jalan yang benar’, gak lama-lama amat, dia udah hapal 5 juz. Argh.... Kapan aku bisa begitu?! Menghapal juz Amma aja aku tertatih. Al Mulk yang sering kubaca aja gak hapal-hapal. Semoga Allah memberiku hidayah agar bisa seperti mereka. Amin.

Kembali ke si imam bersuara merdu. Aku suka cara dia berceramah. Gaul gitu. Sopan pula (ustad masa gak sopan?!). Kayaknya sih dia baru aja balik ke Bejeem. Gak tau juga sih dulunya dia mondok dimana. Di Gontor kah, Madinah atau Cairo kah. Aku gak niat mencari tahu. Cukuplah hal yang begituan (mengetahui nama imam, penceramah, trus mencatat ceramah agama yang diberikan) menjadi kerjaan selama Ramadhan sebagai tugas sekolah semasa SD-SMP dulu (^.^v).

Walau terpesona dengan suara imam yang merdu, entah kenapa aku jadi merindukan suara seseorang. Aku rindu suara Kk Menyebalkan mengaji (oke, aku juga rindu suara Kk kalau mengomentari orang. Terlebih, aku rindu suara Kk kalau lagi ngomong ‘baik-baik’). Memang gak semerdu suara si imam. Tapi aku berharap dapat kembali mendengarkan suara itu. Sepanjang hari. Sepanjang hidupku. Is it possible?! I hope. Amin.

Banjarmasin, 24 Agustus 2009

3 comments:

  1. harapnya sdh kawin ato blm???
    itu kh ato kk menyebalkan tu aja???
    he...

    ReplyDelete
  2. Mudahan, segera bisa mengayuh bahtera hidup bersama si Kakak yang diidam-idamkan itu.

    ReplyDelete
  3. IfiT: harapnya ma Kk pank... hehe...

    Racheedus: Amin.

    ReplyDelete