Ponorogo-Madiun
Kami mampir dulu di rumah Tama di Trenggalek. Aku pun sudah berganti pasangan dan kawan” sudah bawa motor dengan kecepatan lebih rendah. Setelah melewati jalanan dari yang lurus sampai penuh tikungan karena mengitari gunung, kami sampai Ponorogo sekitar jam 9.30 malam. Ngopi”, trus aku dan Arifah di antar ke Madiun. Aku pun menginap di rumah Arifah.
Sayangnya, hari itu kami ditakdirkan untuk merasakan hujan orografis. Lebat dan lama lagi!! Kami sampai harus berteduh dua kali. Pertama, di pondokan pinggir jalan sambil menatap rumah yang letaknya tepak disisi lereng (bagian belakang rumahnya dijamin gak dikasih tembok pun sudah tertutup dengan lereng ^.^v Aku dan Rika Syahri saja sampai berkomentar, “Aku gak bisa tidur kalau tinggal di rumah itu. Takut kena longsor!!”). Kedua, di teras rumah orang jualan pisang. Adip pun beli setundun pisang to mengganjal perut kami. Apa karena lapar, kami penggemar pisang, atau kami tuh memang turunan warik = monyet (aku lupa bahasa Jawanya) jadi setundun pisang itu habis kami makan?! Akhirnya, daripada kemalaman sisa perjalanan turun gunung itu pun kami lalui dengan hujan”an (puff, kayak waktu pp ke Pare aja!).
No comments:
Post a Comment