Road to Magetan
Setelah sarapan kami berkumpul di rumah Adip. Kami akan pergi ke Sarangan. Tapi obyek utama c bukan telaganya yang terkenal itu, tapi air terjunnya. Karena perginya lewat Ponorogo, kamipun melewati desa” di pegunungan. Pemandangannya indah… tapi menegangkan!! Mungkin lebih menegangkan dari perjalanan ke Cangar. Aku takjub banget. Kok bisa ada pemukiman yang ramai banget di atas gunung. Agropolitan gitu deh. Sepantauanku c lebih ramai daripada Pujon. Terbentang kebun” yang ditanami berbagai sayuran, seperti bawang, kubis, dan wortel.
Berhubung keuangan kami selama perjalanan ini ngepas banget, kawan”ku yang sebelumnya sudah pernah ke sana membawa kami melewati jalan yang gak umum dilewati wisatawan. Lewat pemukiman penduduk gitu d supaya gak bayar karcis masuk ke obyek wisata Telaga Sarangan ^.^v. Sesampainya di Telaga Sarangan, kami lewat doank. Sepulangnya dari air terjun, baru kami mampir. Trus, daripada jalan kaki terlalu jauh, kami baru akan memarkir motor di parkiran terakhir, sekitar 1 km gitu lah dari air terjun.
Mengingat kakiku yang terluka akibat kecelakaan, kawan” rada khawatir aku gak bisa maksimal tracking ke air terjun. Galih bahkan ujung”nya menawarkan diri, kalau aku gak kuat tracking, dia bersedia menggendong aku :) Ternyata, pas tracking Tama malah berucap:
“Aku mau nyerah tapi malu sama Farin. Dia yang kakinya luka aja kuat naik, masa aku yang gak kenapa-napa gak kuat jalan sampai ke air terjun.”
Wajar c Tama bilang gitu coz tanjakannya lumayan bikin capek bagi yang gak terbiasa naik gunung. Dingin lagi!! Aku ngos”an, bahkan sesekali dituntun biar gak kehilangan keseimbangan. Apalagi aku orangnya gak kuat dingin (ini yang bikin aku gak mau lagi ikutan naik gunung. Daripada kena hipotermia lagi!!). Hidungku langsung ‘padak’, serasa mu pilek :”(
Setelah foto” di dekat air terjun dan makan sate kelinci, kami turun. Hujan orografis sepertinya akan turun di daerah itu. So, kami gak berlama-lama di Telaga Sarangan yang jauh lebih besar dibandingkan Telaga Ngebel. Selain ada jasa penyewaan bebek”an, di sana juga ada jasa penyewaan speadboat. Aku melihat Telaga Sarangan kayak sedang melihat Sungai Martapura/Barito di musim hujan. Soalnya saat itu arusnya besar. Apalagi kalau dilewati speadboat. Sama kayak di Telaga Ngebel, saat itu airnya pasang. Di beberapa bagian hampir melewati batas cekungan, siap” tumpah ke jalanan.
No comments:
Post a Comment