Thursday, January 31, 2008

Aku masih imut?! (kata asisten tukang roti bakar Bandung)

Hari ini benar” hari penuh perjuangan. Tadi pagi, gak berapa lama setelah aku selesai kegiatan cuci-mencuci dan jemur-menjemur pakaian (banyak banget lagi!), hujan turun dengan derasnya. Untungnya pakaianku dijemur di lantai 2, gak di lantai 3 yang tanpa atap.

Tiktiktik bunyi hujan di atas genteng
Airnya turun tidak terkira
Cobalah tengok, dahan dan ranting
Teras kost-kostan ku basah semua…

Hujan terus turun. Jam semakin mendekati waktu dimana aku harus berangkat les aplikasi SIG. akhirnya, bersama sahabat seperjuanganku di Jurusan Geografi tercinta, Dian, kami pun berangkat les berkawankan payung (jarang” kami kayak itu). Perjuangan pun dimulai.
Dari kostan, aku harus jalan dulu ke depan Bank BNI UM/Kosabra yang jaraknya lumayan (apalagi kalau panas banget/hujan deras!) to hadang angkot jurusan ASD. Turun di MT Haryono/depan kampus UB, jalan kaki lagi sampai NEC (t4 kami les), di sebrangnya KPRI UB. Ternyata perjuanganku tidak hanya sampai di situ.
Di t4 les, aku harus berjuang keras mendigitasi petaku (lagi belajar program map info). Tapi entah kenapa aku selalu gagal menggabungkan polyline batas antar kecamatan. Padahal, kayaknya Kak Rustam (kawan 1 les-an, mahasiswa S2 Tek. Lingkungan UB) dengan mudah menyelesaikannya (secara juga sih, dia punya bukunya, belajar dari sana. Sedangkan aku, buku map info belum masuk daftar rak bukuku). Sekarang dia sudah mulai mengerjakan tugas berikutnya. Dian pun sudah cukup sukses walau berkesimpulan sama denganku.
Map info tuh jauh lebih susah dibandingkan belajar Arcview (yang sudah kami pelajari dasar”nya waktu kul SIG).
Pakai acara pindah” ke cosmetic layer gitu (Kak Rustam, ntar aku yang balas ngajarin Kk program Arcview, hHe…). Tau deh ntar apa surfer sesusah ini or malah lebih mudah (bukunya sudah ada di rak bukuku, cuma belum dipelajari. Aku gak terlalu pintar kalau harus belajar dari teks book. Walau sejauh ini aku ngutak-atik blogspotku dari lihat buku panduan blogspot ^.^v).
Pulangnya, hari masih hujan dengan lebatnya. Aku ngajak Dian mampir beli roti bakar Bandung to dinner. Nah, di sini kami lumayan dapat hiburan. Ceritanya begini…
Si asisten tukang roti bakar Bandung itu supel gitu orangnya. Dia ngajakin kami ngobrol daripada menghayati dinginnya hari yang begitu menyayat tulang (rada hiperbolis sih walau sebenarnya aku memang menggigil). Pembicaraan kami +- gini:
“Kok gak pulang mba? Ini kan liburan.”
“Gak libur mas,” (yang lain memang libur, tapi anak PPL kan gak).
“Memang kuliah di mana?”
“UM.”
“Oh, sudah mulai registrasi ya?”
“Iya,” malas bilang kalau sudah mulai mau PPL.
“Kapan mulai masuk?”
“Awal Februari.”
“Mba aslinya mana?”
“Banjarmasin.”
“Semester berapa?”
“Semester akhir,” dah tua yach?! hHe…
“Delapan atau sepuluh?”
“Delapan.”
“Tapi kok kayak masih baru habis semester tiga. Masih imut dan manis gitu.”
Aku dan Dian pun senyum” menanggapinya.
“Benar loh mba. Kalian masih kayak anak” (baca: remaja). Masih imut gitu,” hHa, amit” kali bang, pikir kami.
Tapi asik juga. Dah semester delapan tapi masih ada (dan banyak loh) yang anggap kami masih semester bawah. Masih imut gitu deh… :)
Tapi ini sebuah penghargaan atau peringatan yach?! Secara, minggu depan kami sudah mulai jadi ibu guru (walau PPL, not be a truly teacher- benar gak sih susunan kalimatnya ini?!). Umur juga dah hampir 22, tapi kelakuan masih aja kayak anak”. Walau yang dimaksud asisten tukang roti bakar Bandung tadi kami tuh masih awet muda (awet muda yach?! Amin), bukan berkelakuan childish.
Roti bakar Bandung sudah siap dibawa pulang. Untung kami gak perlu menunggu lama. Sesampainya kami di di halte, angkot jurusan ASD lewat. Sesampainya di kostan, makan roti bakar Bandung ditemani segelas teh hijau hangat, mmm… nikmatnya :)
Aku harus belajar map info lebih giat lagi!!


Malang, 30 Januari 2008.

1 comment: