Senang rasanya saat melihat/mendengar Balai Ramang
akhir-akhir ini cukup sering diekspos media cetak dan siaran radio lokal. Jadi
teringat waktu berkunjung kesana pada 1 Januari 2015 kemarin. Saat itu belum
banyak yang tahu mengenai keberadaan rumah bambu dengan arsitektur unik ini.
Kami sendiri tahu setelah Ichunk (pengurus Basecamp Buku Meratus) memajang
fotonya saat berada disana sebagai DP BBM-nya. Ichunk sendiri saat itu mengaku
baru tahu keberadaan rumah seni ini. Padahal, ternyata Pak Bambang Sujianto (yang
membangun Balai Ramang) sudah setahun ini tinggal disana.
burung dari sabut kelapa hasil karya anak-anak Kampung Ramang |
Rumah seni (Balai Ramang) terletak di Kampung Ramang,
Desa Patikalain, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Balai Ramang
difungsikan tidak hanya sebagai tempat untuk berkesenian, tetapi juga sebagai
tempat belajar bagi anak-anak Kampung Ramang. Pada sore atau malam hari banyak
anak berkumpul disana untuk belajar bersama untuk membuat prakarya, belajar
memainkan gitar, atau membahas pelajaran sekolah.
Pak Bambang sebelumnya bekerja dan berdomisili di
Jakarta. Saat kutanya kenapa memilih tinggal di desa yang jauh dari keramaian,
beliau menjawab, “Wong urip iku kudu urup.
Aku sudah lama hidup di kota besar mengejar materi. Jadi, sekarang waktunya aku
mendekatkan diri pada Tuhan, caranya dengan membantu penduduk kampung ini agar
bisa hidup tanpa harus bergantung dengan apa yang disediakan oleh alam,” Kurang
lebihnya begitu kata beliau saat bercerita pada kami.
Perjalanan ke Balai Ramang bisa ditempuh dengan
kendaraan bermotor sekitar 1 jam dari Kota Barabai dengan kondisi jalan yang
bagus. Patokannya adalah obyek wisata air panas Hantakan (banyu panas).
Sesampainya di depan gerbang banyu panas, jangan belok/masuk gerbang tapi lurus
saja, ikuti jalan beraspal karena masih akan melewati beberapa kampung, huma
(ladang di perbukitan), hutan yang ditumbuhi pohon durian, rambutan, pampakin,
dan pepohonan lainnya. Selain itu, mata kita juga akan dihibur dengan
pemandangan sungai-sungai yang mengalir di sepanjang tepi jalan. Sangat
menyenangkan dan menenangkan meski di musim hujan kita harus waspada karena ada
beberapa ruas jalan yang rawan longsor. Sampai di Kampung Cabai, kendaraan bisa
dititip parkir di Basecamp Buku Meratus dilanjutkan berjalan kaki sekitar 10
menit ke Balai Ramang. Jika bingung, bisa bertanya dengan penduduk karena Pak
Bambang sudah dikenal oleh masyarakat disana.
kolam ikan indukan |
Selain Balai Ramang, Pak Bambang yang sewaktu muda
pernah menjadi atlet gulat ini juga membuat kincir air yang digunakan sebagai
pembangkit listrik bagi rumah-rumah yang ada di Kampung Ramang karena listrik
memang belum menjangkau daerah ini. Sinyal operator telepon seluler pun hampir
tidak ada. Pak Bambang juga membuat beberapa kolam ikan yang salah satunya
sudah menjadi kolam ikan indukan untuk kolam lainnya. Beliau juga berencana
untuk mengelola kebun dengan metode hidroponik di sekitar kolam. Semuanya dimanfaatkan
untuk menjadi sarana belajar bagi masyarakat di Kampung Ramang dan siapa pun
yang ingin berkunjung kesana.
bendungan dan kincir air untuk pembangkit listrik bagi Kampung Ramang |
Amazing. ,,,, sangat mengharukan, ,,
ReplyDeleteSemangaat terus untuk Pak Bambang Sujianto ^▽^
Mantap om...seni ngk pandang usia...
ReplyDeleteKpn sya d ajak ksna...! 😊