cerita sebelumnya di episode Bukit Kapayang
Listrik di Desa Rantau Bujur hanya didapat dari pukul 6 sore –6 pagi. Sinyal operator telepon seluler pun nyaris tidak ada. Ada, tapi hanya di satu sudut yang letaknya lebih tinggi dari wilayah lainnya di Desa Rantau Bujur ini sehingga kalau ingin menelepon/menerima SMS harus pergi kesana.
Listrik di Desa Rantau Bujur hanya didapat dari pukul 6 sore –6 pagi. Sinyal operator telepon seluler pun nyaris tidak ada. Ada, tapi hanya di satu sudut yang letaknya lebih tinggi dari wilayah lainnya di Desa Rantau Bujur ini sehingga kalau ingin menelepon/menerima SMS harus pergi kesana.
Untuk sementara lupakan mengutak-atik ponsel untuk
sosial media. No BBM, path, instagram, facebook, bahkan telepon dan SMS. Malam
itu dilewati dengan berbincang dengan Pak Mukeri dan guru-guru yang membantu
istri beliau menyiapkan makan malam untuk kami. Tentang kondisi sekolah dan
siswa-siswanya, juga kondisi masyarakat dan pelayanan medis yang terbatas. Kami
pun melewati malam dengan bertukar cerita untuk mengenal lebih banyak antara
yang satu dengan yang lain karena tidak semuanya sudah saling kenal dan pernah travelling bareng. Keterbatasan kali ini
menambah keakraban kami karena tidak ada yang asik sendiri dengan ponselnya.
Rabu, 21 Januari 2015.
Bangun pagi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Agenda
kami pagi itu adalah berkunjung ke SDN Rantau Bujur dan SMPN 4 Aranio untuk
kegiatan bakti sosial. Buku hasil donasi dari Indomedia dan teman-teman lainnya
kami serahkan ke guru/petugas perpustakaan. Sambil membagikan permen coklat dan
beberapa paket alat tulis ke kelas-kelas, kami bertukar cerita, membuat
games/tebak-tebakan, juga penyuluhan kesehatan untuk para siswa.
Senang rasanya melihat mereka antusias dengan kedatangan kami. Meskipun lokasi desa ini terpencil, tapi anak-anaknya memiliki semangat yang tinggi untuk bersekolah, minimal menuntaskan WAJAR DIKDAS 9 tahun. Memang tidak banyak anak yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena fasilitas pendidikan di desa ini hanya sebuah SD dan SMP negeri. Untuk melanjutkan ke SMA/sederajat dan jenjang yang lebih tinggi mereka harus pergi meninggalkan desa.
antusias mendengarkan Kak Yusuf memberikan penyuluhan mengenai cara mencuci tangan yang baik |
Kak Hendra dan Kak Dwi sedang menceritakan pengalaman mereka travelling kepada adik-adik SMPN 4 Aranio |
Aku ingin ke Jakarta supaya bisa pergi ke Ancol dan Monas. Kata seorang siswa yang kami minta menceritakan keinginannya akan pergi kemanakah jika dia travelling suatu saat nanti |
SDN Rantau Bujur dan SMPN 4 Aranio berada pada
lingkungan yang sama karena dulunya memang merupakan sekolah satu atap. Terdapat
6 rombel di SDN Rantau Bujur dan kondisinya masih sangat bagus. Sedikit berbeda
dengan kondisi SMPN 4 Aranio. Lantai di beberapa ruang kelas terlihat pecah-pecah.
Cukup mengganggu pemandangan meski tidak mempengaruhi aktivitas belajar
mengajar. Semoga kondisi lantai kelas ini mendapat perhatian dari dinas
pendidikan mengingat saat ini di sekolah tersebut sedang dilakukan pembangunan
WC sekolah.
lapah tapi rami ya ini pang :) |
tunjukkah coklatnya!! |
senang bisa berbagi cerita bersama mereka |
Halo Indonesia! Kami siswa-siswa SDN Rantau Bujur |
pesta durian |
Waktu menunjukkan pukul 2 siang. 1 jam lagi kami akan dijemput kelotok carteran kami kemarin di dermaga. Sebelum pulang, ada lagi yang akan kami berikan kepada Pak Mukeri selaku pambakal yaitu papan nama kepala desa untuk dipasang di depan rumah dan papan nama desa untuk dipasang di dermaga. Senang rasanya melihat dermaga Desa Rantau Bujur kini bisa mengucapkan selamat datang bagi siapapun yang berkunjung kesana.
Semoga lebih banyak lagi perhatian dari berbagai pihak
bagi Desa Rantau Bujur dan desa-desa lainnya di wilayah waduk Riam Kanan. Perbaikan
akses jalan darat agar mudah dilalui menggunakan kendaraan bermotor,
peningkatan fasilitas pasokan listrik, jaringan komunikasi telepon seluler, kesehatan
(termasuk kendaraan seperti speedboat
agar masyarakat bisa mendapat penanganan medis serius dengan cepat), pendidikan,
dan semua yang menjadi hak mereka sebagai warga negara Indonesia.
Banyak pengalaman dan cerita menarik yang kami bawa
pulang. Kegiatan kali ini bahkan menjadi pemicu semangat kami untuk melakukan
kegiatan serupa di tempat lainnya. Voluntourism itu menyenangkan, kawan! Tidak
hanya mendapatkan pengalaman menyenangkan saat berjalan-jalan, tapi juga
perasaan nyaman karena dapat membantu sesama yang memerlukan bantuan.
Atas terlaksananya kegiatan ini, kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Pak M. Mukeri selaku Kepala Desa Rantau dan istri, amang Anshari
(guide), guru-guru SDN Rantau Bujur
dan SMPN 4 Aranio, masyarakat Desa Rantau Bujur, dan para donatur atas
sumbangan buku, uang, tenaga, serta dukungannya.
Gunung Pahiyangan dari kejauhan |
Tepat jika ada yang menyebutkan bahwa… When you travel, there are always stories to
tell, places to see, things to do, people to meet, and memories to remember.
*semua foto merupakan dokumentasi dari South Borneo Travellers
*semua foto merupakan dokumentasi dari South Borneo Travellers
Seriously ... Daebakkk kak
ReplyDeleteMoga trip bareng lagi
keren, jalan-jalan bermanfaat. :)
ReplyDelete